Feed Management and Nutritional Status of Gibbons (Symphalangus Syndactylus Raffles, 1821) at Tegal Alur Animal Rescue Center, Jakarta

Fahma Wijayanti, Abdul Bagas Al katiri, Nurul Handayani, Narti Fitriana

Abstract


 Abstract

Gibbon (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) is an endangered species of black long-armed ape that is protected by national and international regulations. This study aims to analyze feeding behavior, feed management and nutritional status of gibbons in Tegal Alur Animal Rescue Center. The study was conducted in March-July 2020, using focal animal sampling and ad libitum sampling methods to 6 individual gibbons. Food management data collection includes information on feeding and the amount of feed, while nutritional status includes physical characteristics of the body, anthropometry, and analysis of feed composition. The results showed that the feeding schedule for gibbons was in accordance with the feeding times of gibbons in nature. Tegal Alur PPS provides food in the form of nine types of fruit, two types of vegetables and one type of leaves. Gibbons at Tegal Alur PPS Alur Animal Rescue Center has met the amount of feed consumption according to body weight. The nutritional status based on anthropometry shows that the body weight of the gibbon is not in accordance with its natural habitat. Morphological observations showed that the gibbon’s teeth and eyes were healthy, while some gibbons had hair loss and depigmentation.

Abstrak

Owa (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) merupakan spesies kera hitam lengan panjang yang terancam punah dan dilindungi oleh peraturan nasional dan internasional. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku makan, pengelolaan pakan, dan status gizi owa di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020, dengan metode focal animal sampling dan ad libitum sampling pada 6 individu owa. Pendataan pengelolaan pakan meliputi informasi pakan dan jumlah pakan, sedangkan status gizi meliputi ciri fisik tubuh, antropometri, dan analisis komposisi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jadwal pemberian pakan owa sesuai dengan waktu pemberian pakan owa di alam. PPS Tegal Alur menyediakan makanan berupa sembilan jenis buah, dua jenis sayuran dan satu jenis daun-daunan. Owa di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur telah memenuhi jumlah konsumsi pakan sesuai dengan berat badan. Status gizi berdasarkan antropometri menunjukkan bahwa berat badan owa lebih rendah dengan berat badan Owa di habitat aslinya. Pengamatan morfologi menunjukkan bahwa gigi dan mata owa dalam keadaan sehat, sementara beberapa owa mengalami kerontokan rambut dan depigmentasi.


Keywords


Feeding behavior; Gibbon; Nutritional status; Tegal Alur Animal Rescue Center; Owa; Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur; Perilaku makan; Status gizi

Full Text:

PDF

References


Akbar, H. (2011). Perawatan dan rehabilitasi satwa tangkapan di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi dan Gadog (Undergraduate thesis). Bogor Agricultural Institute, Bogor, Indonesia.

Alikodra. (1990). Pengelolaan satwa liar jilid 1. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Atmanto, A. D., Dewi. B. S., & Nurcahyani. N. (2014). Peran siamang (Hylobates syndactylus) sebagai pemencar biji di Resort Way Kanan Taman Nasional Way Kambas Lampung. Sylva Lestari, 2(1). 49-58.

Dunbar, R., & Cowlishaw. G. (2000). Primate conservation biology. Chicago: University of Chicago Press.

Elly, F. H., Manese. M. A. V., & Polakitan. D. (2013). Pemberdayaan kelompok tani ternak sapi melalui pengembangan hijauan di Sulawesi Utara. Journal of Tropical Forage Science, 53(9), 1689-1699. doi: 10.1017/C BO9781107415324 .004.

Gron, K. J. (2008). Primate factsheets: siamang (Symphalangus syndactylus) taxonomy. morphology. and ecology (2020. June 20). Retrieved from http://pin.primate.wisc.edu/factsheets/.

Karyawati, A. (2012). Tinjauan umum tingkah laku makan pada hewan primata. Jurnal Penelitian Sains, 15(1), 44-47.

Kuswanda, W., Kwatrina, R. T., Barus, S., Karlina, E., Rinaldi, D., & Pratiara. (2019). Siamang: dari riset menuju konservasi. Bogor: Percetakan IPB.

Masy’ud., & Ginoga. (2016). Penangkaran satwa liar. Bogor. Indonesia: IPB Press.

Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia. D. (2015). Keputusan direktur jendral konservasi sumber daya alam dan ekosistem-nomor: SK. 180/IVKKH/2015 tentang penetapan dua puluh lima satwa terancam punah prioritas untuk ditingkatkan populasinya sebesar 10% pada tahun 2015-2019. Jakarta: Ditjen KSDAE.

Mootnick, A. (1997). Management of gibbons hylobates spp at the international center for gibbon studies. California: with a special note on pileated gibbons hylobates.pileatus. International Zoo Yearbook, 35(1), 271-279. doi: 10.1111/j.1748-1090.1997.tb01220.x.

Myers, N., Mittermeier. R., Mittermeier. C. G., da Fonseca, G. A. B., & Kent, J. (2000). Biodiversity hotspots for conservation priorities. Nature, 403, 853-858.

NIDirect. (2014a). Welfare of primates: Physical health (2020, June 20). Retrieved from http://www.nidirect.gov.uk/welfare-of-primates-physical-health.

NIDirect. (2014b). Welfare of primates: The need for a suitable diet | nidirect Gov.Uk (2020. June 20). Retrieved from https://www.nidirect.gov.uk/ articles/welfare-primates-need-suitable-diet.

National Research Council. (2003). National research council, nutrient requirements of nonhuman primates: 2nd revised edition. Washington DC: The National Academies Press.

Palombit, R. A. (1997). Inter- and intraspesific variation in the diets of sympatric siamang (Hylobaes syndactylus) and lar gibbon (Hylobates lar). Folia Primatol, 68, 321-337.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (The Indonesian Nutrition Association). (2008). Tabel komposisi pangan Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rahman, D. A. (2011). Studi aktivitas dan pakan owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Satwa Primata IPB dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Penyiapan pelepasliaran (Master’s thesis). Bogor Agricultural Institute, Bogor, Indonesia.

Rosyid, A. (2007). Perilaku makan siamang dewasa (Hylobates syndacylus Raffles. 1821) yang hidup di hutan terganggu dan tidak terganggu. Agroland, 14, 237-240.

Santosa, Y., Nopiansyah. F., Mustari. A. H., & Rahman. D. A. (2010). Penggunaan parameter morfometrik untuk pendugaan umur siamang sumatera (Symphalagus syndactylus Raffles. 1821). Jurnal Pendidikan Hutan dan Konservasi Alam, 25-33.

Thamaria, N. (2017). Penilaian status gizi. Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Than, K. (2006). Why eyes are so alluring. (2020, June 20). Retrieved from https://www. livescience.com/4299-eyes-alluring.html.

Tillman, A., Lebdosukojo. S., Reksohadiprodjo. S., & Hartadi. H. (1991). Data ilmu makanan untuk Indonesia. Utah: International Feedstuffs Institute.

Yayasan Gibbon Indonesia (2006). Penyelamatan satwa (2020, January 2) Retrieved from http://www.gibbon-donesia.org/?option=com_content&view=article&id=8&I temid=20.

Yohanna., Masy’ud. B., & Mariastuti. A. (2014). Tingkat kesejahteraan dan status kesiapan owa jawa di pusat penyelamatan dan rehabilitasi satwa untuk dilepasliarkan. Media Konservasi, 19(3), 183-197.




DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v16i2.33624 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a CC-BY- SA.

Indexed By:

/public/site/images/rachma/logo_moraref_75 /public/site/images/rachma/logo_google_scholar_75_01 /public/site/images/rachma/logo_isjd_120 /public/site/images/rachma/logo_garuda_75 /public/site/images/rachma/logo_crossref_120/public/site/images/rachma/logo_base_2_120 /public/site/images/rachma/neliti-blue_75   /public/site/images/rachma/dimensions-logo_120