STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI EMPAT MUARA SUNGAI CAGAR ALAM PULAU DUA, SERANG, BANTEN

Muhammad Ridwan, Rizal Fathoni, Ishma Fatihah, Danang Aji Pangestu

Abstract


Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di sungai dan estuari yang berada di kawasan Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten. Kawasan tersebut sering dimanfaatkan oleh warga setempat untuk pengairan tambak yang berada di luar kawasan. Aktivitas tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap biota yang berada di sungai maupun estuari. Makrozoobenthos merupakan salah satu aspek biologis yang berperan penting dalam pengkajian kualitas suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos yang berada di Cagar Alam Pulau Dua. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan menetapkan 4 stasiun penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 9 jenis makozoobenthos yang dikelompokkan menjadi 6 famili, yaitu Grapsidae, Littorinidae, Panaeidae, Planaxidaae, Ocypodidae dan Potamididae. Indeks Keanekaragaman yaitu sebesar 0,693–1,646, nilai kemerataan jenis sebesar 0,149–0,457, dan nilai dominansi yaitu 0,5. Keanekaragaman dan dominansi menunjukkan nilai yang rendah. Dominansi Metopograpsus latiforus menyebabkan terganggu dan tidak stabilnya perairan di kawasan cagar alam.

 

Abstract

Research was carried out in rivers and estuaries in nature conservation Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten. Those areas are often used by local residents to irrigate ponds outside the sites. That activity directly influences biota in the rivers and estuaries. Macrozoobenthos is one of biology aspects that play an important role in quality assessment of irrigation. This research aimed to study macrozoobenthos community structure in Cagar Alam Pulau Dua by using a descriptive survey method. Sample was collected by using a purposive sampling method and deciding 4 research sites.  Research found 9 species of macrozoobenthos belonged to 6 families, namely Grapsidae, Littorinidae, Panaeidae, Planaxidaae, Ocypodidae, and Potamididae. Diversity index was 0,693–1,646, evenness value was 0,149–0,457, and dominance value was 0,5. Diversity index and dominance value were indicated low. Dominance value of Metopograpsus latiforus led to unstable and damaging irrigation in nature conservation.

 


Keywords


Cagar Alam Pulau Dua; Community structure; Macrozoobenthos; Makrozoobenthos; Struktur Komunitas

Full Text:

PDF

References


Bagus, K. S. & Anunurohim. (2013). Studi distribusi makrofauna benthos di zonasi mangrove Pulau Poteran, Madura, Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(1), 1-5.

Barus, T. A. (2002). Pengantar limnologi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Barg, U. C. (1992). Guidelines of the promo-tion of environmental management of coastal aquaculture development. Rome: FAO Fisheries Technical Paper.

Brower, J. E. & Zar, J. H. (1977). Field and laboratory methods for general ecology. USA: Brown Co Publisher.

Butler, G. C. (1978). Principles of ecotoxi-cology scope 12. New York: John Willey & Sons.

Clark, J. (1974). Coastal ecosystem: Ecological consederation for manage-ment of the coastal zone the conservation foundation. Washington, D.C.: The Conservation Foundation.

Dahuri, R. & Arumsyah, S. (1994). Ekosistem pesisir. marine and mangement training. (Makalah). Pusat Studi Lingkungan Universitas Nusa Cendana, Kupang. NTT.

Darmono. (2001). Logam dalam sistem biologi makhluk hidup. Jakarta: UI Press.

Doni, S. (2010). Studi komunitas makrozoo-benthos sungai Musi sekitar kawasan industri bagian hilir kota Palembang. Prosiding Seminar Nasional V Limnologi, 210-228.

Edward, A. (2014). Kelimpahan makrozoo-benthos di perairan Situ Pamulang. Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 7(2), 69-73.

Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan ling-kungan perairan. Jakarta: Kanisius.

George, R. W., & Jones, D. S. (1982). A revision of the fiddler crabs of Australia (Ocypodinae: Uca). Australia: Western Australian Museum.

Hamidy, R. (2010). Struktur dan keragaman komunitas kepiting di kawasan hutan mangrove stasiun kelautan Universitas Riau Desa Purnama Dumai. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2(4), 81-91.

Husnayati, H., Arthana, I. W. & Wiryatno, J. (2015). Struktur komunitas makrozoo-benthos pada tiga muara sungai sebagai bioindikator kualitas perairan di pesisir pantai Ampenan dan pantai Tanjung Karang Kota Mataram Lombok. Ecotropic, 7(2), 116-125.

Irmawan. R. N., Zulkifli, H. & Hendri, M. (2010). Struktur komunitas makrozoo-benthos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ilmiah Marine Science Research, 1(1), 53-58.

Krebs, C. J. (1989). Ecology methodology. New York: Harper Collin Publisher.

Lusianingsih, N. (2011). Keanekragaman ma-krozoobenthos di Sungai Bah Bolon Kabupaten Simamulung Sumatera Utara. (Skripsi). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Suma-tera Utara.

Mariana, T. & Rozza, T. K. (2011). Pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua di Provinsi Banten sebagai ekosistem bernilai penting. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam, 8(1), 95-108.

Nybakken, J. W. (1992). Biologi laut suatu pendekatan ekologis. Alih bahasa oleh M. Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen, M. Hutomo & S. Sukardjo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of ecology. W.B. Philadelphia: Sounders Company Ltd.

Odum, E. P. & Eugene, P. (1993). Dasar-dasar ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pratiwi, R. & Astuti, O. (2012). Biodiversitas krustasea (Decapoda, Brachyura, macrura) dari ekspedisi perairan Kendari 2011. Jurnal Ilmu Kelautan, 17(1), 8-14.

Purnama, P. R., Nastiti, N. W., Agustin, M. E., & Affandi, M. (2011). Diversitas Gastropoda di Sungai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Berkala Penelitian Hayati, 16, 143-147.

Rachmawaty. (2011). Indeks keanekaragaman makrozoobenthos sebagai bioindikator tingkat pencemaran di Muara Sungai Jeneberang. Jurnal Bionature, 12(2), 103-109.

Rahma, Y. F. (2005). Keanekaragaman dan kemelimpahan makrozoobenthos di Hutan Mangrove hasil rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Jurnal Biodiversitas, 7(1), 67-72.

Ristiyanti, Marwoto, M., Isnaningsih, N. R., Mujiono, N., Heryanto, Alfiah, & Riena. (2012). Keong air tawar Pulau Jawa (Moluska, Gastropoda). Bogor: Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Romimohtarto, K. (2009). Biologi laut: Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Jakarta: Djambatan.

Sastrawijaya, A. T. (1991). Pencemaran lingkungan hidup. Jakarta: Rineke Cipta.

Sinambela, M. & Sipayung, M. (2015). Makro-zoobenthos dengan paramater fisika dan kimia di Perairan Sungai Babura Kabu-paten Deli Serdang. Jurnal Biosains, 1(2), 44-50

Frest, T. J., & Johannes, E. J. (1999). Field guide to survey and manage freshwater mollusk species. Oregon: Bureau of Land Management.

Yulia, U., Widianingsih, & Muhammad, Z. (2012). Struktur komunitas makrozoo-benthos di perairan wilayah Morosari desa Bedono Kecamatan Sayung Demak. Journal of Marine Research, 1(2), 188-196.

Zulkifli, H., Hanafiah, Z. & Puspitawati, D. A. (2012). Struktur dan fungsi makrozoo-benthos di Perairan Sungai Musi, Palem-bang: Telaah indikator pencemaran air. Prosiding Seminar Nasional Biologi di Medan, 586-595.




DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v9i1.3256 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a CC-BY- SA.

Indexed By:

/public/site/images/rachma/logo_moraref_75 /public/site/images/rachma/logo_google_scholar_75_01 /public/site/images/rachma/logo_isjd_120 /public/site/images/rachma/logo_garuda_75 /public/site/images/rachma/logo_crossref_120/public/site/images/rachma/logo_base_2_120 /public/site/images/rachma/neliti-blue_75   /public/site/images/rachma/dimensions-logo_120