Characterization of Peronosclerospora maydis and Its Effect on Plant Growth and Disease Incidence Under Fungicides Treatment on Maize (Zea mays L.)
Abstract
Abstract
Downy mildew disease on maize (Zea mays L.) is generally caused by fungi from the genus Peronosclerospora. This study aims to identify the type of fungi that cause downy mildew in Sleman, to determine the effect of a fungicide on the growth of maize plants, the disease incidence, and severity. Fungi isolates were taken from the maize plantation area in Tirtoadi Village, Sleman. Observation of fungal spores was carried out using a binocular microscope. Application of metamorph (PMD), metalaxyl (PMMe), propineb (PMP), and mancozeb (PMMz) fungicides was carried out when the plants were 7 days after planting (DAP). Maize plants were inoculated with downy mildew spores when the plants were 8 DAP. The parameters measured were plant height, number of leaves, fresh weight, dry weight, disease incidence, and severity. Data were analyzed by ANOVA using SPSS version 23 and tested by Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the fungi causing downy mildew in Sleman was Peronosclerospora maydis. Plants treated with mancozeb (PMMz) had the highest growth in plant height, number of leaves, fresh weight, and dry weight, followed by PMP, PMD, and PMMe treatments. The results of the DMRT test showed that the disease incidence and disease severity of PMD, PMMe, and PMP were significantly reduced compared to the P. maydis (PM) treatment. Plants with metalaxyl treatment had the highest ability to reduce disease severity by 92.70%, followed by prominent at 78.10%, metamorph 58.66%, and mancozeb 16.79%.
Abstrak
Penyakit bulai pada tanaman jagung (Zea mays L.) umumnya disebabkan oleh jamur dari genus Peronosclerospora. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis jamur penyebab penyakit bulai di Sleman, mengetahui pengaruh fungisida terhadap pertumbuhan tanaman jagung, kejadian, dan keparahan penyakit. Isolat jamur diambil dari area persawahan Desa Tirtoadi, Sleman. Pengamatan spora jamur dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler. Pemberian fungisida dimetomorf (PMD), metalaksil (PMMe), propineb (PMP), dan mankozeb (PMMz) dilakukan saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam (HST). Tanaman jagung diinokulasi dengan spora bulai pada saat tanaman berumur 8 HST. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering, kejadian penyakit, dan tingkat keparahan. Data dianalisis dengan ANOVA menggunakan SPSS versi 23 dan diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur penyebab bulai di daerah Sleman adalah P. maydis. Tanaman dengan perlakuan PMMz memiliki pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering tertinggi, diikuti dengan perlakuan PMP, PMD, dan PMMe. Hasil uji DMRT menunjukkan angka kejadian penyakit dan keparahan penyakit pada perlakuan PMD, PMMe, dan PMP menurun secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan P. maydis (PM). Tanaman dengan perlakuan metalaksil memiliki kemampuan terbaik dalam menurunkan keparahan penyakit sebesar 92,70%, kemudian propineb 78,10%, dimetomorf 58,66%, dan mankozeb 16,79%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adhi, S. R., Widiantini, F., & Yulia, E. (2019). Metode inokulasi buatan untuk menguji infeksi Peronosclerospora maydis penyebab penyakit bulai tanaman jagung. Jurnal Agro, 6(1), 77-84.
Adhi, S. R., Fitri, W., & Endah, Y. (2021). Variasi morfometri dan patogenisitas Peronosclerospora spp. penyebab penyakit bulai jagung di Pulau Jawa, Indonesia. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 5(17), 173-182.
Anugrah, F. M., & Widiantini, F. (2018). Pengaruh fungisida berbahan aktif metalaksil, fenamidone, dan dimetomorf terhadap konidia Peronosclerospora spp. isolat Klaten. Jurnal Penelitian Saintek, 23(1), 21-31.
Bisatani. (2023). Propineb: Bahan Aktif yang Banyak digunakan Petani. Retrieved from https://bisatani.com/propineb/
Burhanuddin. (2011). Identifikasi cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung di Jawa Timur dan Pulau Madura. Jurnal Suara Perlindungan Tanaman, 1(1), 21-26.
Chiang, K., Liu, H., & Bock, C. H. (2017). A discussion on disease severity index values: Warning on inherent errors and suggestions to maximize accuracy. Annals of Applied Biology, (171), 139-154. doi: 10.1111/aab.12362.
Cueva, F. M., Castro, A. M., & Torres, R. L. (2022). Peronosclerospora philippinensis (Philippine downy mildew of maize), CABI compendium. CABI International. doi: 10.1079/cabicompendium.44646.
Daryono, B. S., Parazulfa, A., & Purnomo, P. (2018). Uji ketahanan tujuh kultivar jagung (Zea mays L.) terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora spp.). Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 6(1), 11-17.
Talanca, A. H. (2015). Evaluasi varietas/genotipe jagung quality protein maize (qpm) terhadap penyakit bulai. Jurnal Budidaya dan Bioteknologi: Jurnal Agrotan, 1(2): 48–58.
Tias, D. R. K. (2017). Efikasi asam fosfit, dimetomorf, dan metalaksil untuk mengendalikan penyakit bulai (Peronosclerospora sorghi) pada tanaman jagung (Zea mays L.) varietas P27 (Undergraduate thesis). Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia.
Matruti, A. E., Kalay, A. M., & Uruilal, C. (2013). Serangan Peronosclerospora spp pada tanaman jagung di Desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon. Jurnal Agrologia, 2(2), 109-115.
Mohamed, H., Hossam, E. B., Aly, A. A., & Hanan, H. L. (2018). The role of systemic and non-systemic fungicides on the physiological and biochemical parameters in Gossypium hirsutum plant, implications for defense responses. Fresenius Environmental Bulletin, 7(12), 8585-8593.
Nookaraju, A., & Agrawal, D. (2012). Enhanced tolerance of transgenic grapevines expressing chitinase and β-1,3-glucanase genes to downy mildew. Plant Cell Tissues Organ Cultivation, 111, 21-26. doi: 10.1007/s11240-012-0166-1.
Pthorticulture. (2023). Role of zinc in plant culture. Retrieved from https://www.pthorticulture.com/en/training-center/role-of-zinc-in-plant-culture/.
Rashid, Z., Zaidi P. H., Vinayan, M. T., Sharma, S. S., & Setty, T. A. S. (2013). Downy mildew resistance in maize (Zea mays L.) across Peronosclerospora species in lowland tropical Asia. Crop Protection, 43, 183-191. doi: 10.1016/j.cropro.2012.08.007.
Redityo, B. (2015) Efikasi fungisida majemuk (bahan aktif benalaxyl 8% dan mancozeb 65%) terhadap penyakit bulai Peronosclerospora maydis pada tanaman jagung (Undergraduate thesis). Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
Ridwan, H. M., Nurdin, M., & Ratih, S. (2015). Pengaruh Paenibacillus polymyxa dan Pseudomonas fluorescens dalam molase terhadap keterjadian penyakit bulai (Prenoscleropora maydis) pada tanaman jagung manis. Jurnal Agrotek Tropika, 3(1), 144-147.
Rustiani U. S., Sinaga, M. S., Hidayat S. H., & Wiyono S. (2015). Ecological characteristic of Peronosclerospora maydis in Java, Indonesia. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 19(1), 159-167.
Sutarman. (2017). Dasar-dasar ilmu penyakit tanaman. Sidoarjo: Umsida Press.
Swibawa, I. G., Fitriana, D., & Septiani, L. (2017). Dampak aplikasi fungsisida perlakuan benih jagung terhadap kelimpahan Nematoda dan Artropoda tanah. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian, 1-8.
Tanzil, A. I., & Purnomo, H. (2021). Potensi fungisida perlakuan benih terhadap Perenosclerospora sp. penyebab penyakit bulai jagung. Journal of Applied Agricultural Sciences, 5(1), 1-7.
Ulhaq, M. A., & Rachmi, M. (2019). Pengaruh beberapa varietas dan aplikasi Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bulai (Prenoscleropora maydis) pada tanaman jagung (Zea mays). Jurnal Pengendalian Hayati, 2(1), 1-9.
Widiantini F., Dwisari, J. P., Ceppy, N., & Endah Y. (2017). Perkecambahan Peronosclerospora spp. asal beberapa daerah di Jawa Barat pada fungisida berbahan aktif metalaksil, dimetomorf dan fenamidon. Jurnal Agrikultura, 28(2), 95-102.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v1i1.32399 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â