Keanekaragaman, Kemerataan, dan Kekayaan Spesies Tumbuhan dari Geosite Potensial Benteng Otanaha Sebagai Rintisan Pengembangan Geopark Provinsi Gorontalo
Abstract
Abstrak
Gorontalo mempunyai biodiversitas yang tinggi, dengan ditemukannya berbagai spesies yang bersumber dari flora dan fauna. Biodiversitas merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan Geopark di Provinsi Gorontalo. Tujuan penelitian untuk mengetahui indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks kekayaan spesies tumbuhan di wilayah rintisan Geopark Benteng Otanaha. Metode jelajah dan Point Center Quadrat Metode digunakan untuk ekplorasi jenis tumbuhan. Hasil penelitian mendapatkan 35 spesies, 12 diantaranya memiliki status konservasi, beresiko rendah 9 spesies yakni Lepisanthes rubiginosa, Garuga floribunda, Cascabela thevetia, Gnetum gnemon, Bambusa sp., Eleusine indica, Pennisetum purpureum, Cactus sp., dan Lichen sp., kategori rentan (Clavaria sp.), kategori hampir terancam (Cycas sp.) dan kategori terancam punah (Euphorbia prostrata). H’ tingkat pohon (1,893), tumbuhan bawah (2,0194). H’ tingkat semai dan lichen masing-masing sebesar 1,012 dan 0,239. Indeks kemerataan pada tingkat pohon, tumbuhan bawah, dan semai memiliki nilai masing-masing sebesar 0,822, 0,674, dan 0,92, dan lichen memiliki indeks kemerataanya sebesar 0,345. Indeks kekayaan spesies tumbuhan tingkat pohon, tumbuhan bawah, seedling, dan lichen tergolong dalam kategori rendah. Informasi tentang biodiversitas tumbuhan dari Geosite potensial Benteng Otanaha menjadi data pelengkap untuk percepatan rencana pengusulan Geopark Gorontalo sebagai Geopark Nasional dan sekaligus wujud upaya konservasi agar spesies yang ada tidak mengalami kepunahan atau habis.
Abstract
Gorontalo has high biodiversity, with the discovery of various species of flora and fauna throughout the province. Biodiversity is one of the important pillars in the development of Geoparks in the province. The present study aimed to determine the indices of diversity, evenness, and richness in the pilot area of Otanaha Fort Geopark. An exploration method and Point Center Quadrat Method (PCQM) for exploring plant species were employed. The results showed 35 species, of which 12 had conservation status, consisting of 9 low-risk species (Lepisanthes rubiginosa, Garuga floribunda, Cascabela thevetia, Gnetum gnemon, Bambusa sp., Eleusine indica, Pennisetum purpureum, Cactus sp., and Lichen sp.), vulnerable (Clavaria sp.), almost threatened (Cycas sp.) and endangered (Euphorbia prostrata). The diversity index H' of tree, understorey, seedling, and lichen levels was 1.893, 2.0194, 1.012, and 0.239, respectively, while the evenness index was 0.822, 0.674, 0.92, and 0.345, respectively. The richness index of tree species, understorey, seedling, and lichen were in the low category. Information on plant biodiversity from the potential geosite of Otanaha Fortress is complementary data to accelerate the plan to propose the Gorontalo Geopark as a National Geopark and a form of conservation efforts for the existing species.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azizah, P. N. (2017). Analisis vegetasi di kawasan sekitar Mata Air Ngambel, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Jurnal Riset Daerah, 16(1), 2685-2702.
Bohari, M., & Baiq, F. W. (2015, January 29). Identifikasi jenis-jenis Poaceae di Desa Samata Kabupaten Sulawesi Selatan. Paper presented at the Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia. Retrieved from http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/2125
Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Kabupaten Gorontalo dalam angka tahun 2019. Retrieved from https://gorontalokab.bps.go.id/publication/2019/08/16/a38220ded8f2806b6c2165dc/kabupaten-gorontalo-dalam-angka-2019.html
Darsiharjo., Upi, S., & Ilham, M. S. (2016). Pengembangan Geopark Ciletuh berbasis partisipasi masyarakat sebagai Kawasan Geowisata di Kabupaten Sukabumi. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 13(1), 55-60. doi: 10.17509/jurel.v13i1.2036.
Desmawati, I. (2010). Studi distribusi jenis-jenis burung dilindungi perundang-undangan Indonesia di Kawasan Wonorejo, Surabaya. (2021, Februari 15). Retrieved from http:// file:///C:/Users/Windows 10/Downloads/Documents/1506100001-Paper.pdf
Dombois, D. M., & Ellenberg, H. (1974). Aim and method of vegetation ecology. Toronto: John Eiley & Sons.
Dowling, R. K. (2011). Geotourism’s global growth. Jurnal Geoheritage, 3, 1-13.
Fachrul, M. F. (2012). Metode sampling bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Fahrurozi, I., Priyanti., & Astutik, S. (2015). Keanekaragaman jenis tumbuhan obat pada plot cuplikan di Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Indonesia. Jurnal Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 8(2), 109-106. doi: 10.15408/kauniyah.v8i2.2696.
Farsani, N. T., Celeste, C., & Carlos, C. (2011). Geotourism and Geoparks as novel strategies for socio-economic development in rural areas. Journal of Tourism Research, 13, 68-81. doi: 10.1002/jtr.800.
Fauzi, N. S., & Misni, A. (2016). Geoheritage conservation: Indicators affecting-the condition and sustainability of Geopark - a conceptual review. Journal Procedia Social and Behavioral Sciences, 222, 676-684. doi: 10.1016/j.sbspro.2016.05.224.
Halim, M. A. S. A., & Azman, C. M. (2010). The contribution of heritage product toward Malaysian tourism industry: A case of Eastern Coastal of Malaysia. International Journal of Human Science, 07(02), 346-357.
Haryani, T. S., Sudrajat, C., Maelani, D. G., & Zulkhoir. (2020). Keanekarakaman dan kelimpahan makroalga dan tumbuhan mangrove di Kawasan Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Jurnal Biotika Jurnal Ilmiah Biologi, 8(2), 1-6. doi: 10.24198/biotika.v18i2.31034.
Harris, J. G., & Harris, M. W. (2001). Plant identification terminology. Utah: Spring Lake Publishing.
Indriyanto. (2012). Ekologi hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismaini, L., Masfiro, L., Rustandi., & Dadang, S. (2015, September). Analisis komposisi dan keanekaragaman tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Paper presented at the Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Indonesia. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/300559086_Analisis_komposisi_dan_keanekaragaman_tumbuhan_di_Gunung_Dempo_Sumatera_Selatan.
IUCN. (2020). The IUCN red list of threatened species version 2020-1. (2021, Februari 26). Retrieved from https://www.iucnredlist.org.
Khoshraftar, R. (2013, January 23). Geopark: Reasearch and pedagogical values. Paper presented at Conference the 1 Simposium on Irans Heritage, Theran, Iran. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/280231988_GeoparksResearch_and_Pedagogical_Values.
Ludwig, J. A., & Reynolds, J. F. (1988). Statiscal ecology-a primer and methods and computing New York: Wiley.
Magurran, A. E. (1988). Ecological diversity and its measurement. Princeton: University press.
Newsome, S., Waldo, M., & Gruszka, C. (2012). Mindfulness group work: Preventing stress and increasing self-compassion among helping professionals in training. The Journal for Specialists in Group Work, 37(4), 297-311. doi: 10.1080/01933922.2012.690832.
Nuzulah, S. N., Purwanto, P., & Bachri, S. (2016). Kajian dinamika suksesi vegetasi di kawasan terdampak erupsi Gunung Api Kelud berbasis data penginderaan jauh tahun 2013-2016. Jurnal Media Komunikasi Geografi, 17(1), 1-17.
Pitopang, R., Khaeruddin, I., Tjoa, A., & Burhanuddin, I. F. (2008). Pengenalan jenis-jenis pohon yang umum di Sulawesi. Palu: UNTAD Press.
Profil Kelurahan Dembe 1. (2021). Tata bangunan dan lingkungan RTH objek wisata bersejarah (Benteng Otanaha): Pengembangan kawasan pemukiman. Gorontalo: Dinas PU Kota Gorontalo.
Rosenterter, R., Bowker, M., & Belnap, J. (2007). A field guide to biological soil crusts of Western US dryland - common Lichen and Bryophytes. US Denver, Colorado: Green Canyon Research Station.
Setyadi, D. A. (2012). Studi komparasi pengelolaan Geopark di dunia untuk pengembangan pengelolaan Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung. Pembangunan Wilayah dan Kota, 8(4), 392-402. doi: 10.14710/pwk.v8i4.6496.
Shannon, C. E., & Wiener, W. (1963). The mathematical theory of communication. Urbana: University of Illinois Press.
Simarmata, F. S., & Wahyuningsih, H. (2012). Keanekaragaman makrozoobenthos pada hutan mangrove yang direhabilitasi di Pantai Timur Sumatera Utara. Jurnal Natur Indonesia, 11(2), 94-103. doi: 10.31258/jnat.11.2.94-103.
Siregar, H. F., Nurhayati, N., & Nurwullan, S. (2019). Analisis perlindungan hukum terhadap Geopark Nasional Ciletuh sebagai Kawasan Geowisata di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Jurnal Surya Kencana Satu: Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan, 10(1), 15-32. doi: 10.32493/jdmhkdmhk.v10i1.3173.
Soerianegara, I., & Indrawan, A. (2005). Ekosistem hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor.
Steenis, V. C. G. G. J. (2008). Flora untuk sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita Press.
Sutrisna, T., Umar, M. R., Suhadiyah, S., & Santosa, S. (2018). Keanekaragaman dan komposisi vegetasi pohon pada Kawasan Air Terjun Takapala dan Lanna di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Bioma: Jurnal Biologi Makassar, 3(1), 12-18. doi: 10.20956/bioma.v3i1.4258.
The Plant List. (2013). Version 1.1. (2021, Maret 15). Retrieved from http://www.theplantlist.org.
Tjitrosoepomo, G. (1985). Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Triyono, K. (2013). Keanekaragaman hayati dalam menunjang ketahanan pangan. Jurnal Inovasi Pertanian, 11(1), 12-22.
UNESCO. (2006). Guidelines and criteria for National Geoparks seeking UNESCO’s assistance to join the Global Geoparks Network (GGN). Paris: UNESCO.
Wirakusumah, S. (2003). Dasar-dasar ekologi bagi populasi dan komunitasle. Jakarta: UI Pres.
Wulandari, D. Y., Sari, M. S., & Mahanal, S. (2017). Identifikasi tumbuhan suku Poaceae sebagai suplemen mata kuliah keanekaragaman tumbuhan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(1), 97-104.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v14i2.16746 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â