KEANEKARAGAMAN AMFIBI (ORDO ANURA) DI TAMAN WISATA ALAM JERING MENDUYUNG, BANGKA BARAT
Abstract
Abstrak
Taman Wisata Alam (TWA) Jering Menduyung merupakan salah satu kawasan hutan konservasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendata dan membandingkan keanekaragaman jenis amfibi (Anura) berdasarkan tipe habitat berbeda di Taman Wisata Alam Jering Menduyung, Bangka Barat. Pengamatan dilakukan di empat tipe habitat berbeda, yaitu hutan dataran rendah, rawa, perkebunan, dan mangrove. Metode pengambilan data yang digunakan adalah kombinasi Visual Encounter Survey dengan Purposive Sampling serta Line Transect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tipe habitat memiliki komposisi Anura yang berbeda-beda. Jumlah total Anura yang ditemukan adalah 11 jenis dari 5 famili dengan jumlah sebanyak 169 individu. Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener dan kemerataan jenis tertinggi terdapat di habitat rawa dengan nilai H’= 1,48 dan E= 0,76. Indeks kekayaan jenis Margalef tertinggi terdapat di habitat hutan dataran rendah (DMg= 1,48). Kesamaan komunitas tertinggi ditemukan pada habitat rawa dengan perkebunan (IS= 71,47%). Kondisi ini menjelaskan bahwa pada Agustus-September 2019 saat penelitian dilakukan, habitat di TWA Jering Menduyung saat ini masih menjamin pertumbuhan dan perkembangbiakan Anura.
Abstract
Jering Menduyung Nature Tourism Park (NTP) is one of the conservation forest areas in the Bangka Belitung Islands. The purpose of this study was to record and compare the diversity of Amphibians (Anura) according to their habitat types in Jering Menduyung Nature Tourism Park, West Bangka Regency. The observations were taken in four different habitat types, which were lowland forests, swamps, mixplantations, and mangroves. The method used was Visual Encounter Survey combined with purposive sampling and line transect. The results showed that each habitat type has a different composition of Anura. The total number of Anura found was 11 species of 5 families, with a total of 169 individuals. Diversity index and evenness index (E) were highest in the swamp habitat with H'= 1.48 and E= 0.76. Species richness (DMg) was highest in the lowland forest habitat (DMg= 1.69). The highest community similarity was found in the swamps and plantations (IS= 71.47%). This condition explains that in August-September 2019 when the research was conducted, the habitat in TWA Jering Menduyung currently still guaranteed the growth and breeding of Anura.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ariza, Y. S., Dewi, B. S., & Darmawan, A. (2014). Keanekaragaman Amfibi (ordo Anura) pada beberapa tipe habitat di Youth Camp Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari, 2(1), 21-30. doi: 10.23960/jsl1221-30.
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2012). Biologi jilid ii edisi delapan. Jakarta: Erlangga.
CITES. (2019). The CITES appendices. (2019, 02 October). Retrieved from www.cites.org.
Darmawan, B. (2008). Keanekaragaman Amfibi di berbagai tipe habitat (studi kasus di eks-HPH PT. Rimba Karya Indah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi (Skripsi sarjana). Fakultas Kehutanan, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Dewi, E. R., (2013). Keanekaragaman Amfibi (ordo Anura) di Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Mendo Barat dan Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka (Skripsi sarjana). Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Balunijuk, Indonesia.
Dinas Kehutanan Kepulauan Bangka Belitung (DISHUT BABEL). (2015). Statistik kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015. Pangkalpinang: Dinas Kehutanan Kepulauan Bangka Belitung.
Duellman W. E., & Trueb, L. (1986). Biology of Amphibians. New York: McGraw-Hill.
Eprilurahman, R., Hilmy, M. F., & Qurniawan, T. F. (2009). Studi keanekaragaman Reptil dan Amfibi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Journal of Biological Researchers, 15(1), 93-97. doi: 10.23869/bphjbr.15.1.200915.
Frost, D. R. (2019). Amphibian species of the world: An online reference version 6.0. (2019, 07 November). Retrieved from http://research.amnh.org/herpetology/amphibia/index.html.
Ghafariansyah, F. M. (2017). Komunitas Amfibi di Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah (Skripsi sarjana). Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.
Goin, C. J., & Goin, O. B. (1971). Introduction to herpetology (second edition). San Fransisco: W. H Freeman and Company.
Goin, C. J., Goin, O. B., & Zug, G. R. (1978). Introduction to herpetology. San Fransisco: W. H Freeman and Company.
Hamidy, A., & Mulyadi. (2007). Herpetofauna di Pulau Waigeo (in press). Bogor: Museum Zoologicum Bogoriense-LIPI.
Hanifa, B. F., Ismi, N., Setyobudi, W., & Utami, B. (2016). Kajian keanekaragaman dan kemelimpahan ordo Anura sebagai indikator lingkungan pada tempat wisata di Karesidenan Kediri. Paper presented at the Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek 2016. Retrieved from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/7923.
Heyer, W. R., Donnely, M. A., Mc Diarmind, R. W., Hayek, L. C., & Foster, M. S. (1994). Measuring and monitoring biological diversity: Standart methods for Amphibians. Washington: Smithsonian Institution Press.
Irwanto, R., Lingga, R., Pratama, R., & Ifafah, S. A. (2019). Identifikasi jenis-jenis herpetofauna di Taman Wisata Alam Gunung Permisan, Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Journal of Science Education, 3(2), 106-113.
Inger, R. F., & Stuebing, R. B. (2005). A field guide to the frogs of Borneo. Kota Kinabalu (MY): Natural History Publications.
Iskandar, D. T. (1998). Amfibi Jawa dan Bali-seri panduan lapangan. Bogor: Puslitbang Biology-LIPI.
Kamsi, M., Handayani, S., Siregar, A. J., & Fredriksson, G. (2017). Buku panduan lapangan Amfibi & Reptil Kawasan Hutan Batang Toru. Medan: Herpetologer Mania Publishing.
Kanna, I. (2005). Bullfrog pembenihan dan pembesaran-seri budi daya. Yogyakarta: Kanisius.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 580. (KEPMEN LHK RI). (2016). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 580 2016 tentang penetapan fungsi dalam fungsi pokok Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam sebagai Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Jering Menduyung, di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Krebs, C. J. (1985). Experimental analysis of distribution and abudance. Philadelphia (US): Harper and Publishers.
Krebs, C. J. (1989). Ecological methodology. New York: Harper and Row Publisher.
Kurniati, H. (2003). Amphibian & Reptiles of Gunung Halimun National Park West Java, Indonesia (frog, lizard and snakes): An illustrated guide book. Cibinong: Research Center for Biology (LIPI) and Nagao Natural Environment Foundation (NEF).
Kusrini, M. D. (2007). Konservasi Amfibi di Indonesia: Masalah global dan tantangan. Bogor: IPB.
Kusrini, M. D. (2008). Pedoman penelitian dan survey Amfibi di alam. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.
Kusrini, M. D. (2009). Pedoman penelitian dan survey Amphibia di lapangan. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kusrini, M. D. (2013). Panduan bergambar identifikasi Amfibi Jawa Barat. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Leksono, S. M., & Firdaus, N. (2017). Pemanfaatan keanekaragaman Amfibi (ordo Anura) di Kawasan Cagar Alam Rawa Danau Serang Banten Sebagai Material Edu-Ekowisata. Proceeding Biology Education Conference, 14(1), 75-78.
Lytle, C. F., & Meyer, J. R. (2005). General zoology laboratory guide fourteenth edition. New York (US): Mc Graw Hill.
Malkmus, R., Manthey, U., Vorgel, G., Hoffman, P., & Kosuch, J. (2002). Amphibians & Reptiles of Mount Kinabalu (North Borneo). Germany: Koeltz Scientific Books, Hernwaldstr.
Mardinata, R., Winarno, G. D., & Nurcahyani, N. (2018). Keanekaragaman Amfibi (ordo Anura) di tipe habitat berbeda Resort Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Sylva Lestari, 6(1), 58-65. doi: 10.23960/jsl 1659-66.
Mistar. (2003). Panduan lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser. Bogor: The Gibbon Foundation & PILI-NGO Movement.
Mistar. (2008). Panduan lapangan Amfibi dan Reptil di Areal Mawas Provinsi Kalimantan Tengah (catatan di Hutan Lindung Beratus). Kalimantan Tengah: Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo.
Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar ekologi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
O’Shea, M., & Halliday, T. (2001). A guide snakes of Papua New Guinea. Papua New Guinea: Independent Publishing.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P. 106. (MENLHK RI) (2018). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P. 106/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 20/Menlhk/Setjen/Kum. 1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa dilindungi. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Qurniawan, T. F., & Eprilurahman, R. (2013). Keragaman jenis Amfibi dan Reptil Gumuk Pasir, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Zoo Indonesia, 22(2), 9-16. doi: 10.52508/zi.v22i2.322.
Sari, I. N., Nurdjali, B., & Erianto. (2014). Keanekaragaman jenis Ampibi (ordo Anura) dalam Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 2(1), 116-125. doi: 10.26418/jhl.v2i1.5503.
Ulumuddin, Y. I. (2016). Menggapai untung dari mangrove Belitung: Melindungi hutan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan manusia. In R. Siburian, & J. Haba (Eds.), Konservasi mangrove dan kesejahteraan masyarakat (pp.127). Jakarta, Indonesia: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
van Dijk, P. P., Iskandar, D., Inger, F., Yaakob, N., Ming, L. T., & Chuaynkern, Y. (2004). Limnonectes paramacrodon-The IUCN red list of threatened species 2004: e.T58363A1177174. (2018, September 13). Retrieved from www.iucnredlist.org.
van Kampen, P. N. (1923). The Amphibia of the Indo-Australian Archipelago. Leiden: E. J. Brill Ltd.
Williams, S. E, & Hero, J. M. (1998). Rainforest frogs of the Australian wet tropics: Guild classification and the ecological similarity of declining species. Proceedings of the Royal Society Biological Sciences, 265(1396), 597-602. doi: 10.1098/rspb.1998.0336.
Yani, A., Said, S., & Erianto. (2015). Keanekaragaman jenis Amfibi ordo Anura di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 3(1), 15-20. doi: 10.26418/jhl.v3i1.8877.
Yanuarefa, M. F., Hariyanto, G., & Utami, J. (2012). Panduan lapang herpetofauna (Amfibi dan Reptil) Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi: Balai Taman Nasional Alas Purwo.
Yudha, D. S., Eprilurahman, A., Muhtianda, I. A., Ekarini, D. F., & Ningsih, O. C. (2015). Keanekaragaman spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka Marga Satwa Sermo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal MIPA, 8(1), 8-13. doi: 10.15294/ijmns.v38i1.5479.
Zorita. (2013). Keanekaragaman jenis Amfibi (ordo Anura) di Kecamatan Simpang Teritip dan Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat (Skripsi sarjana). Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Balunijuk, Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v15i1.14171 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â