PENGARUH PUPUK MAJEMUK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN LILIT BATANG DAN HARA DAUN TANAMAN KARET
Abstract
Abstrak
Harga karet alam dunia yang volatil saat ini telah menyebabkan munculnya inovasi dalam pemupukan tanaman karet diantaranya penggunaan pupuk majemuk tablet. Percobaan pemupukan telah dilakukan pada TBM karet umur 3 tahun yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk majemuk tablet terhadap pertumbuhan lilit batang dan kandungan hara daun. Terdapat tiga perlakuan dalam penelitian ini yaitu, (A) pupuk majemuk briket (500 g/pohon/tahun) sebagai kontrol, (B) pupuk majemuk tablet (200 g/pohon/tahun) atau setara dengan 40% kontrol, dan (C) pupuk majemuk tablet (300 g/pohon/tahun) atau setara dengan 60% kontrol. Formulasi pupuk majemuk yang digunakan adalah 18–1014–2+1TE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan hara N dan K pada perlakuan A lebih cepat yang direfleksikan melalui hara daun A yang lebih tinggi dibandingkan B dan C. Walaupun hara daun N dan K pada perlakuan A relatif lebih tinggi, tetapi penambahan lilit batang terbesar terdapat pada perlakuan C kemudian A dan B, yaitu 7,52 cm; 7,23 cm; dan 6,99 cm (P = 0,23). Tidak ditemukan korelasi yang kuat antara penambahan ukuran lilit batang dengan kandungan hara daun (P = 0,66) tetapi terdapat korelasi positif yang cukup kuat (r = 0,64; P = 0,025) antara penambahan ukuran lilit batang dengan curah hujan.
Abstract
The world’s natural rubber price that is volatile has led to the innovation in rubber trees fertilization by using tablet fertilizer. The study of fertilization was conducted in an immature rubber tree 3 years planted (TBM 3) to find out the responses of fertilization in rubber girth and leaf nutrient content. Three treatments were established viz. (A) briquette fertilizer 500 g/tree/year as control, (B) tablet fertilizer 200 g/tree/year equivalent to 40% of control, (C) tablet fertilizer 300 g/tree/year equivalent to 60% of control. The formula of briquette and tablet was identic (18–10–14–2+1TE). The results show that nitrogen and potassium uptake in treatment briquette fertilizer 500 g/tree/year (A) was faster, it was reflected through leaf nutrient content that was higher than B and C. Even though the contents of N and K in rubber leaf in A was relatively higher however the highest girth increment occurred in C then A and B, i.e. 7.52 cm; 7.23 cm; and 6.99 cm respectively. No strong correlation between girth size increment and nutrient leaf status in this study (P = 0.66). However a moderately strong correlation (r = 0.64; P = 0.025) appeared between girth size increment and monthly precipitation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adiningsih, J., & Mulyadi. (1993). Alternatif teknik rehabilitasi dan pemanfaatan lahan alang-alang. In S. Sukmana, Suwardjo, J. Sri Adiningsih, H. Subagjo, H. Suhardjo, & Y. Prawirasumantri (Eds.), Pemanfaatan lahan alang-alang untuk usaha tani berkelanjutan (pp. 29-50). Bogor, Indonesia: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian.
Agustin, L., Abdoellah, S., & Bowo, C. (2010). Pemanfaatan kompos sabut kelapa dan zeolite sebagai campuran tanah untuk media pertumbuhan bibit kakao pada beberapa tingkat ketersediaan air. Pelita Perkebunan, 26(1), 12-24.
Arizal, R. (2001). Penggunaan karet alam sebagai matriks pupuk lepas lambat (Laporan akhir penelitian proyek penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan). Bogor.
Balai Penelitian Sungei Putih. (2004). Petunjuk praktis pengambilan sampel daun tanaman karet untuk rekomendasi pemupukan. Medan: Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet.
Food and Agriculture Organization. (1980). Soil and plant testing as basis of fertilizer recomendation. Rome: FAO Soils Bulletin.
Hua, Y., Lin, Z., Luo, W., Cha, Z., & Chen, Q. (2015). Evolution of soil fertility and its correlation with rubber tree leaf nutrient in rubber plantation. In Anonim (Ed.), Productivity and quality towards a sustainable and profitable natural rubber sector. International Rubber Conference 2015 (pp. 124-130). Ho Chi Minh City, Vietnam.
Idris, K. (1995). Pemberian posfat alam dari Jawa dan pengapuran pada tanah masam: Evaluasi agronomik. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 5(2), 63-68.
Istianto. (2006). Daur hara di perkebunan karet dan pemupukan tanaman karet menggunakan PUKALET. Warta Perkaretan, 25(1), 50-61.
Istianto., & Munthe, H. (2006). Upaya meningkatkan keseragaman tanaman karet belum menghasilkan dengan pemupukan ekstra. In Sumarmadji, N. Siagian, S. Aidi_Daslin, Istianto, T. Kustyanti, & I. Suhendry (Ed.), Budidaya Tanaman Karet 2006. Prosiding Lokakarya Nasional (pp. 220-230). Medan, Indonesia.
Lan, R., Liu, Y., Wang, G., Wang, T., Kan, C., & Jin, Y. (2011). Experimental modeling of polymer latex spray coating for producing controlled-release urea. Particuology, 9(5), 510-516. doi: 10.1016/j.partic.2011.01.004.
Nasution, M. Z. (1994). Penggunaan pupuk tablet pada tanaman karet. Medan: Pusat Penelitian Karet Sungai Putih.
Nasution, M. Z. (2002). Pengkajian dan penerapan berbagai pupuk posfat alam yang diasamkan terhadap pertumbuhan tanaman karet muda. Medan.
Nugroho, P. A., & Istianto. (2010). Pemupukan tanaman karet di Indonesia: Sejarah singkat dan perkembangan. Warta Perkaretan, 29(1), 18-28.
Nugroho, P. A., & Wijaya, T. (2017, October 18-20). Leaf nutrient status of rubber tree in different ecology zone of North Sumatra. Paper presented at thr International Rubber Conference 2017, Jakarta, Indonesia. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/proc/article/view/501/341
Prasetyo, B. H., & Suriadikarta, D. A. (2006). Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 39-47.
Premono, E. (2006, September 4-6). Penggunaan pupuk PUKALET untuk mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas tanaman karet. In Sumarmadji, N. Siagian, A. Daslin, Istianto, I. Suhendry, & and T. Kustyanti (Eds.), Budidaya Tanaman Karet 2006. Prosiding Lokakarya Nasional. Medan, Indonesia.
Rao, P. S., & Vijayakumar, K. R. (1992). Climatic requirements. In M. R. Sethuraj & M. Mathew (Eds.), Natural Rubber: Biology, Cultivation, and Technology. Amsterdam: Elsevier.
Shaviv, A. (2000). Advances in controlled release of fertilizers. Advances in Agronomy, 71, 1-49.
Supriyadi., Diana, N. E., & Djumali. (2017). Pengaruh pupuk majemuk berbentuk granul dan briket terhadap pertumbuhan, produktivitas dan rendemen tebu. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 9(1), 34-41.
Saputra, J., Ardika, R., & Wijaya, T. (2017). Respon pertumbuhan tanaman karet (Hevea brasiliensis) belum menghasilkan terhadap pemberian pupuk majemuk tablet. Jurnal Penelitian Karet, 35(1), 49-58.
Syahputra, E., Fauzi, & Razali. (2015). Karakteristik sifat kimia sub grup tanah ultisol di beberapa wilayah Sumatera Utara. Agroekoteknologi, 4(1), 1796-1803.
Tan, K. H. (1991). Dasar-dasar kimia tanah. (D. H. Geonardi, Terjemahan). Yogya-karta: Gadjamada University Press.
Thomas., Sudiharto., Suryaningtyas, H., Nancy, C., & Istianto. (2005). Kultur teknis untuk mengurangi dampak kemarau panjang pada perkebunan karet. In Anonim (Ed.), Kumpulan makalah seminar sehari dampak dan antisipasi kemarau 2005 pada usaha agribisnis perkebunan. Bandung, Indonesia: Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
Trenkel, M. E. (2010). Slow and controlled-release and stabilized fertilizers: An option for enhancing nutrient efficiency in agriculture (second). Paris, France: IFA.
DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v13i1.12768 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a CC-BY- SA.
Indexed By:
  Â