FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH (ANALISIS DATA RISKESDAS TAHUN 2018)
Abstract
Low Birth Weight (LBW) is still being a serious health problem in Central Sulawesi. LBW can cause health problems in the future. Based on Riskesdas 2007-2018, Central Sulawesi is always in 10 provinces with the highest prevalence of LBW in Indonesia. Based on Riskesdas 2013 and 2018, Central Sulawesi ranked first with a LBW prevalence of 16.9% and 8.9%. Despite a significant decrease, LBW in Central Sulawesi still exceeds national LBW rates of 10.2% and 6.2% in 2013 and 2018. The purpose of this study is to determine the most influence factor the incidence of LBW in Central Sulawesi Province. This study aimed to determine the most influential factor of LBW in Central Sulawesi. This study was conducted in July-December 2019 using a cross-sectional study design. This study used Riskesdas 2018 data and analyzed with a multiple logisctic regression with sample of 651 toddlers. The result of this study showed there was a significant relationship between maternal age at delivery, maternal education level, gestational age, parity, and iron tablet consumption on LBW. The most influential factor on LBW in Central Sulawesi Province was consumption of Fe tablets with OR 5.471 (95% CI 1.537-19.473), meaning those mothers who did not consume Fe tablets during their pregnancy were 5.471 times more likely to deliver babies with low birth weight than mothers who consumed ≥90 Fe tablets. Suggestions to Central Sulawesi Provincial Health Office to increase the amount of Fe tablets given and create a program to improve the compliance of pregnant woman in consuming Fe tablets.
Keywords: LBW, iron supplementation, Central Sulawesi
Abstrak
Bayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius di Provinsi Sulawesi Tengah. BBLR dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa mendatang. Berdasarkan data Riskesdas 2007-2018, Provinsi Sulawesi Tengah selalu berada pada 10 provinsi dengan prevalensi BBLR tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan 2018, Sulawesi Tengah berada pada urutan pertama dengan prevalensi BBLR yaitu sebesar 16,9% dan 8,9% dan masih melebihi angka BBLR secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan pada Juli-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2018 dengan desain studi cross sectional dan dianalisis dengan analisis regresi logistik berganda model determinan dengan sampel sebanyak 651 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, usia kehamilan, paritas, dan konsumsi tablet Fe terhadap BBLR. Faktor yang paling berpengaruh terhadap BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah adalah konsumsi tablet Fe dengan OR 5,471( CI 95% 1,537-19,473) yang artinya ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe selama masa kehamilannya berpeluang 5,471 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan ibu yang mengkonsumsi ≥90 tablet Fe. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah meningkatkan jumlah pemberian tablet Fe dan membuat suatu program untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Kata Kunci: BBLR, konsumsi tablet Fe, Sulawesi Tengah
Full Text:
PDFReferences
Endriana, S. D., Indrawati, N. D. & Rahmawati, A 2013, ‘Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Berat Bayi Lahir di RB Citra Insani Semarang Tahun 2012’. Jurnal Kebidanan Unimus, 2(1), pp. 77-83.
Ernawati, F., Muljati, S., Dewi, M. & Safitri, A 2014, ‘Hubungan Panjang Badan Lahir Terhadap Perkembangan Anaka Usia 12 Bulan’. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, 37(2), pp. 109-118.
Evasari, E. & Nurmala, E 2016, ‘Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu dengan Kejadian BBLR. Jurnal Obstretika Scientia’, pp. 453- 471.
Indrasari, N 2012, ‘Faktor Risiko Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)’. Jurnal Keperawatan, VIII(2).
Kemenkes 2010, Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta: Kemenkes RI.
Kosim, 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Lestariningsih, S. & Duarsa, A. B. S 2014, ‘Hubungan Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2011’. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1).
Marlenywati, Hariyadi, D. & Ichtiyati, F 2015, ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR di RSUD Dr. Soedarso Pontianak’. Jurnal Vokasi Kesehatan, 1(5), pp. 154-160.
Nurahmawati, D 2017, ‘Pengaruh Umur, Jenis Pekerjaan, Paritas, Umur Gestasi dan Stres Psikososial pada Ibu Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Desa Ngetos Kecamatan Negtos Kabupaten Nganjuk’. Jurnal Nusantara Medika, 2(1).
Nurseha & Berlannov, A. Z 2017, ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR’. Falatehan Health Journal, pp. 250-257.
Pinontoan, V. M. & Tombokan, S. G 2015, ‘Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah’. Jurnal Bidan Ilmiah, 3(1).
Pramono, M. S. & Muzakiroh, U 2010, Penelitian Pola Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Indonesia dan Faktor yang Memengaruhinya.
Purwanto, A. D. & Wahyuni, C. U 2016, ‘Hubungan Antara Umur Kehamilan, Kehamilan Ganda, Hipertensi dan Anemia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)’. Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(3), pp. 349-359.
Rosha, B. C., Putri, I. S. & Amaliah, N 2012, ‘Analisis Determinan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada Anak Usia 0-59 Bulan di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Papua’. Jurnal Ekologi Kesehatan, 11(2), pp. 123-125.
Salawati, L 2012, ‘Hubungan Usia, Paritas dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi Berat Lahir Rendah’. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(3).
Sembiring, J. B 2017, Buku Ajar Neonatus Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.
Septiani, R 2015, Faktor Maternal pada Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013).
Sholiha, H. & Sumarmi, S 2015, ‘Analisis Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada Primigravida’. Media Gizi Indonesia, 10(1), pp. 57-63.
Simamarta, O. S 2010, Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007), Depok: Universitas Indonesia .
Sumarmi 2000, Pengaruh Intervensi Seng (Zn) pada Ibu Hamil Terhadap Status Seng dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan. Forum Ilmu Kesehatan Masyarakat, XIX(19), pp. 58-67.
Swathma, D., Lestari, H. & Ardiansyah, R. T 2016, ‘Analisis Faktor Risiko BBLR, Panjang Badan Bayi saat Lahir, dan Riwayat Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting Pada Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja PUskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2016’. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 1(3), pp. 1-10.
DOI: https://doi.org/10.15408/jrph.v2i2.28752 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed By: