Makna Mantra pada Komunikasi Spiritual Pemimpin Agama dengan Tuhannya: Kremasi Tradisional Bali di Desa Werdhi Agung, Kecamatan Bolaang, Mongondow Selatan

Santje Iroth, Darsita Suparno

Abstract


Artikel ini mendeskripsikan komunikasi Spiritual pembaca Mantra dengan Tuhannya. Ngaben Tradisional Bali adalah interaksi pemimpin agama Hindu kepada Tuhannya melalui mantra. Permasalahan penelitian ini terungkap bahwa  orang yang telah meninggal dunia harus tetap dibimbing oleh Atma (Roh) untuk mencapai Moksa (Surga); 2) Prosesi Ngaben yang dilakukan tidak boleh asal-asalan karena sudah ada tahapan yang harus dilalui; 3) Mantra-mantra yang dibacakan dalam setiap tahap Kremasi bukan sekedar kata-kata kosong yang tidak memiliki makna tetapi semua Mantra yang diucapkan masing-masing memiliki makna Spiritualnya sendiri. Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, sumber data penelitian adalah dua Tokoh Agama yang memimpin Prosesi Kremasi dari Desa Werdhi Agung, Kecamatan Dumoga Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow. Untuk mengumpulkan data dengan metode observasi dan wawancara mendalam. Ditemukan bahwa 1) pemimpin agama melakukan kreamasi  setiap tahap melalui Mantra,ia dapat mandat dari pemerintah. 2) semua makna dalam mantra yang diucapkan dalam prosesi kremasi, lebih menekankan pengampunan, diawali pesan keluarga, dan hidup kembali menjadi manusia lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan pesan keluarga disampaikan oleh pemimpin keluarga kepada ruh Mayat disebut komunikasi transedental.


Keywords


Komunikasi spiritual, mantra kremasi, Adat Balinese.

Full Text:

PDF

References


AAnandakusuma Sri. 1985.AUM pitra Yadnya ceremony. Klungkung Bali: Satya Hindu

Aqib 2011. Character Education Building Positive Behavior of the Nation. Bandung: Yrama Widya

Bija I Made. 2000. Atiwa-tiwa Pengabenan. Singaraja: Kawi Sastra Mandala Foundation.

Hasan Hanafi, 2003. Traditional Islam and the Pragmatism Reformation, Malang: Bayu Media Publicizing

Kawinda Shri. 2006. Cremation process & the essence of Atma's journey to moksa. Surabaya; PARAMITA

Big Indonesian Dictionary, 1989, Jakarta: Balai Pustaka

Liliweri Alo. 2002. The Meaning of Culture in Intercultural Communication. Yogyakarta: Pt. LKiS Pelangi Aksara

Mantra.B. 2008. Bhagawadgita. East Denpasar: ESBE

Nala I Gusti Ngurah. 2001. Nyiramang Layon, Surabaya: Paramita

Ketut Swastika Pasek. 2008. Pitra Yadnya. Denpasar: CV. Kayumas Agung Kontemporer, Bandung: Alumni

Salman Otje. 2002. Reconceptualization of Contemporary Customary Law: Critical Study of Customary Law as Living Law in Society. Bandung: Alumni

Sudaryanto. 2003. Theory and Practice of Discourse Analysis. Yogyakarta: Duta Wacana University press.

Sugiyono 2007. Quantitative qualitative research methodology. Contains: Alfabetha.

Wiana Drs. I Ketut, 1998. Dedicated to Ancestors of the Pitra Yadnya Ceremony and Ng Uplang Dewa Hyang. Surabaya: Paramitha

Haryanto, A. T. (2020). Pengguna Internet di Indonesia didominasi Milenial. Detik.Com. https://inet.detik.com/telecommunication/d-4551389/pengguna-internet-indonesia- didominasi-milenial

Hazim, N. (2005). Teknologi Pembelajaran. Pustekom.

Iriantara, Y. (2009). Komunikasi Antarpribadi. Universitas Terbuka.

Mardiana, L., & Zi’ni, A. F. (2020). Pengungkapan Diri Pengguna Akun Autobase Twitter@subtanyarl. Jurnal Audience, 3(1). https://doi.org/10.33633/ja.v3i1.4134

Mukhlishah. (2015). Teknik Pengungkapan Diri Melalui Angket Self-Disclosure. Proceeding Halaqah Nasional Dan Seminar Internasional Pendidikan Islam.

Nurhadi, Z. F. (2017). Model komunikasi sosial remaja melalui media twitter. Jurnal ASPIKOM, 3(3). https://doi.org/10.24329/aspikom.v3i3.154

Pujasari Supratman, L., Telekomunikasi Nomor, J., & Barat, J. (2018). Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native.

Rasyiddin, A. F. (2020, November 18). Jauh di mata dekat di Twitter: Keterbukaan diri tanpa disadari. https://www.brilio.net/creator/jauh-di-mata-dekat-di-twitter- keterbukaan-diri-tanpa-disadari-c10e1f.html

Sari, D. (2018). Pembukaan diri secara online (online self disclosure) remaja generasi Z. Jurnal Penelitian, 22(1).

Setyawan, R., Soesilo, T. D., & Irawan, S. (2018). Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Siswa. International Journal of Community Service Learning, 2(3). https://doi.org/10.23887/ijcsl.v2i3.16199

Yuniar, G. S. (2013). Hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial facebook dengan pengungkapan diri (self disclosure) pada siswa-siswi kelas viii smp negeri 26. Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 2(1).

Yunita, R. (2019). Aktivitas Pengungkapan Diri Remaja Putri Melalui Sosial Media Twitter. Jurnal Komunikasi, 10(1). https://doi.org/10.31294/jkom.v10i1.507




DOI: https://doi.org/10.15408/interaksi.v1i1.21256 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.