MEMBANGUN POLA KOMUNIKASI DAKWAH SEBAGAI ALTERNATIF MENCEGAH SIKAP INTOLERANSI BERAGAMA

Burhanuddin Burhanuddin

Abstract


Kegiatan dakwah, merupakan bentuk dari komunikasi karena di dalamnya ada penyampai pesan (da’i) dan penerima pesan (mad’u). Dakwah sebagai proses komunikasi membutuhkan upaya-upaya yang harus didesain secara strategis sebagaimana sebuah komunikasi yang efektif yang mempertimbangkan efek dari komunikan. Berhasil tidaknya kegiatan dakwah tidak terlepas dari bagaimana proses komunikasi antarpelaku dakwah (da’i dan mad’u) berlangsung. Jadi, disinilah kontribusi komunikasi menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan dakwah. Artinya, secara teoritis, teori-teori komunikasi sebagai sebuah ilmu akan memberikan kontribusi dalam merancang kegiatan dakwah yang efektif, sehingga pesan-pesan islam yang menjadi isi materi dakwah dapat tersampaikan dan berefek pada perubahan sikap mad’u ke arah yang lebih baik sesuai tujuan kehidupan Islam, bahagia dunia akherat.          Membangun pola komunikasi dakwah yang baik dapat mencegah terjadinya konflik-konflik keagamaan di masyarakat. Pesan dakwah yang menyampaikan nilai ketuhanan sejatinya harus dipahami sebagai perwujudan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan sebagai wujud dialog internal umat beragama serta sebagai upaya membangun kesadaran demi terciptanya kerukunan antarumat beragama. Membangun nuansa harmonisasi merupakan harapan terhadap negara yang majemuk namun untuk merealisasikannya tentu memerlukan suatu upaya dan pola komunikasi yang efektif.

 

Abstract: Da’wah as an activity, is a form of communication because there are messengers (da’i) and recipients (mad’u). Da’wah as a communication process requires efforts that must be strategically designed as an effective communication that takes the effects of the communicant. Success or failure of the da’wah activities cannot be separated from how the communication process between da’i (da’i and mad’u) took place. So, this is where the contribution of communication becomes an important thing to be considered in the activities of da’wah. That is, theoretically, communication theories as a science will contribute in designing an effective da’wah activities, so that Islamic messages into the content of da’wah material can be conveyed and effect on changes in attitude of mad’u to a better direction according to the purpose of life in Islam, life blissfully in this world until akherat.

The true meaning of divinity must be understood as the embodiment of the values of tolerance, brotherhood, and as a form of internal dialogue of religious people as an effort to build awareness for the creation of harmony among religious followers. Building harmonious nuances is the hope of a plural country but to realize it would require an effort and an effective pattern of communication.

Keywords: da’wa communication, alternative, pluralism, tasamuh and religious intolerance


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11796 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Published by the Dakwah and Communication Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta