DAKWAH DI TENGAH PLURALISME AGAMA: Studi Pemikiran Dakwah Inklusif Alwi Shihab

Ade Masturi

Abstract


Para ahli agama (Islam) sudah banyak merumuskan konsep dakwah yang sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan sunnah. Salah satu cendekiawan Muslim yang konsens dengan dakwa Islam inklusif adalah Alwi Shihab. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pemikiran Alwi Shihab tentang dakwah di tengah tantangan pluralisme agama? Tulisan ini merupakan hasil penelitian atas karangan Alwi Shihab Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama; Islam Sufistik; dan Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Selain itu juga mengeksplorasi bagaimana penilaian dan pandangan berbagai kalangan melalui tulisan mereka tentang tokoh tersebut.

Menurut Alwi Shihab, dakwah di Indonesia harus menentukan prioritasnya. Orientasi kerja dakwah seharusnya diarahkan ke arah perwujudan ummatan washata (umat pertengahan dan berorientas pada kualitas), kemudian untuk menumbuhkan perkembangan kehidupan beragama yang sehat dan damai melalui dialog yang konstruktif. Ada beberapa pokok pikirannya tentang dakwah di tengah pluralisme yakni niat, dipercaya, kata sesuai dengan tindakan. Dakwah harus ditujukan untuk menghidupkan kembali semangat Islam melalui pendidikan yang layak yang menjadikan setiap Muslim duta yang potensial bagi Islam. Menghindari Ekstrimisme dalam penyampaian dakwah. Tasamuh (toleransi), dan ‘adl (keadilan) dan menghormati norma-norma budaya lokal selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam.

Para ahli agama (Islam) sudah banyak merumuskan konsep dakwah yang sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan sunnah. Salah satu cendekiawan Muslim yang konsens dengan dakwa Islam inklusif adalah Alwi Shihab. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pemikiran Alwi Shihab tentang dakwah di tengah tantangan pluralisme agama? Tulisan ini merupakan hasil penelitian atas karangan Alwi Shihab Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama; Islam Sufistik; dan Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Selain itu juga mengeksplorasi bagaimana penilaian dan pandangan berbagai kalangan melalui tulisan mereka tentang tokoh tersebut.

Menurut Alwi Shihab, dakwah di Indonesia harus menentukan prioritasnya. Orientasi kerja dakwah seharusnya diarahkan ke arah perwujudan ummatan washata (umat pertengahan dan berorientas pada kualitas), kemudian untuk menumbuhkan perkembangan kehidupan beragama yang sehat dan damai melalui dialog yang konstruktif. Ada beberapa pokok pikirannya tentang dakwah di tengah pluralisme yakni niat, dipercaya, kata sesuai dengan tindakan. Dakwah harus ditujukan untuk menghidupkan kembali semangat Islam melalui pendidikan yang layak yang menjadikan setiap Muslim duta yang potensial bagi Islam. Menghindari Ekstrimisme dalam penyampaian dakwah. Tasamuh (toleransi), dan ‘adl (keadilan) dan menghormati norma-norma budaya lokal selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.15408/dakwah.v21i1.11795 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Published by the Dakwah and Communication Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta