Cara Pandang Baru Atas Pekerjaan (Sebuah Penafsiran Al-Qur’an Terhadap Kata Fa’ala)

Ali Thaufan Dwi Saputra

Abstract


Bekerja (melakukan pekerjaan) sering kali dimaknai sebagai aktivitas yang mendapat balasan, upah atau gaji. Bagi masyarakat modern, bekerja (melakukan pekerjaan) selalu dikaitkan dengan berapa balasan upah dan gaji yang didapat atas sebuah pekerjaan. Dalam al-Qur’an, pekerjaan disebutkan dengan menggunakan beberapa kata, antara lain: fa’ala, kasaba, ‘amila. Tulisan ini berupaya menjelaskan  kata “bekerja” dalam al-Qur'an yang menggunakan kata fa'ala. Untuk itu, penulis melakukan penelusuran kata fa’ala dan sekaligus membaca konteks kata tersebut dalam suatu ayat. Guna mendapat pemahaman mendalam, penulis merujuk beberapa kitab tafsir. melalui pembacaan kata fa’ala dalam alQur’an, penulis berkesimpulan bahwa: balasan yang didapatkan oleh orang yang melakukan sebuah pekerjaan, tidak selalu dalam bentuk materi. Dalam banyak ayat dalam alQur’an, balasan atas sebuah pekerjaan –baik perbuatan buruk atau baik- akan diganjar Tuhan diakhirat kelak. Dan, balasan tersebut bukan dalam bentuk materi, tetapi nikmat Tuhan yang tidak tertandingi. Inilah cara pandang baru untuk memaknai sebuah pekerjaan.

Keywords


fa’ala, pekerjaan, tafsir, Qur’an, masyarakat

Full Text: PDF

DOI: 10.15408/ushuluna.v2i1.15175

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.