EFEK KONSUMSI KERANG BULU (Anadara antiquata) TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMATOZOA

Neny Safitri, Evi Hanizar

Abstract


Kerang Bulu (Anadara antiquata) merupakan salah satu makanan yang mengandung nutrisi tinggi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral yang berpotensi memperbaiki serta meningkatkan kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek kerang bulu (A.antiquata) terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa Mus musculus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola faktorial, faktor pertama kondisi kerang  yakni mentah dan kukus, faktor kedua konsentrasi 0%(kontrol), 75% dan 100%. M. musculus  yang digunakan sebanyak 25 ekor terdiri dari lim

Abstrak

Kerang bulu (Anadara antiquata) merupakan salah satu makanan yang mengandung nutrisi tinggi, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral, yang berpotensi memperbaiki serta meningkatkan kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek A. antiquata terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa Mus musculus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah kondisi kerang, yakni mentah dan kukus, dan faktor kedua adalah konsentrasi 0 g/mL, 75 g/100 mL, dan 100 g/100 mL. M. musculus yang digunakan sebanyak 25 ekor, terdiri dari lima perlakuan dengan masing-masing lima kali ulangan. Parameter yang diamati adalah konsentrasi (kuantitas), motilitas, dan morfologi (kualitas) spermatozoa. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. antiquata berpengaruh nyata terhadap konsentrasi dan motilitas spermatozoa, sedangkan morfologi tidak memberikan pengaruh yang nyata. Kondisi kerang mentah dengan konsentrasi 100 g/100 mL memberikan efek rata-rata terendah terhadap konsentrasi dan motilitas spermatozoa, sementara kerang kukus dengan konsentrasi 75 g/100 mL meningkatkan rata-rata konsentrasi dan motilitas spermatozoa tertinggi. Penelitian ini memberi kesimpulan bahwa mengonsumsi kerang kukus lebih baik untuk meningkatkan konsentrasi dan motilitas spermatozoa dibandingkan dalam kondisi mentah. Peningkatan dosis kerang kukus tidak linier terhadap respon kuantitas dan kualitas spermatozoa.

Kata kunci: Anadara antiquata; Konsentrasi spermatozoa; Motilitas; Morfologi; Mus musculus

Abstract

Shellfish (Anadara antiquata) was one of the foods that contained high nutrients such as protein, fat, vitamins, and minerals that had the potential to improve and increase the quality of sperm. The study aims to analyze the effect of the shellfish on the quantity and quality of Mus musculus sperm. This study was a purely experimental study with a completely randomized factorial pattern; the first factor was the condition of shellfish which was raw and steamed, and the second factor was concentrations of 0 g/mL, 75 g/100 mL and 100 g/100 mL. Twenty-five individuals of M. musculus were subject to five treatments, each with five replications. Parameters observed were concentration, motility, and morphology of sperm. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and Duncan's advanced test. The results showed that shellfish had a significant effect on the concentration and motility of sperm, whereas there was no significant effect on morphology. The dose which gave the effect was 100 g/100 mL of raw shellfish and 75 g/100 mL of steamed shellfish. This study concluded that consuming steamed shellfish was better than raw for increasing the concentration and motility of sperm. The shellfish dose increased is not linear in response to the quantity and quality of sperm.

a perlakuan masing-masing lima kali ulangan. Parameter yang diamati jumlah (kuantitas), motilitas dan morfologi (kualitas) spermatozoa. Data dinalisis menggunakan uji Kruskal-wallis dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan kerang bulu (A.antiquata ) pengaruh nyata terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa sedangkan pada morfologi  tidak memberikan pengaruh yang nyata. Kondisi kerang mentah dengan konsentrasi 100g/100 ml air memberikan efek rata-rata terendah terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa, sementara kerang kukus dengan konsentrasi 75g/100 ml meningkatkan rata-rata jumlah dan motilitas spermatozoa tertinggi. Penelitian ini memberi kesimpulan mengkonsumsi kerang kukus lebih baik untuk meningkatkan jumlah dan motilitas spermatozoa dibanding dalam kondisi mentah. Peningkatan dosis tidak linier terhadap respon kuantitas dan kualitas spermatozoa. 


Keywords


Anadara antiquata; Konsentrasi spermatozoa; Motilitas; Morfologi; Mus musculus; Concentration of sperm; Motility; Morphology

Full Text:

PDF

References


Adamkovicova, M., Toman, R., Martiniakova, M., Omelka, R., Babosova, R., Krajcovicova, V., . . . Massanyi, P. (2016). Sperm motility and morphology changes in rats exposed to cadmium and diazinon. Reproductive Biology and Endocrinology, 14(1), 1-7. doi: 10.1186/s12958-016-0177-6

Arnanda, A. D., Ambariyanto., & Ridlo, A. (2005). Fluktuasi kandungan proksimat kerang bulu (Anadara inflata Reeve) di perairan pantai Semarang. Ilmu Kelautan, 10(2), 78-84. doi: 10.14710/ik.ijms.10.2.78-84

Arpanahi, A., Brinkworth, M., Iles, D., Krawetz, S. A., Paradowska, A., Platts, A. E., . . . Miller, D. (2009). Endonuclease-sensitive regions of human spermatozoal chromatin are highly enriched in promoter and CTCF binding sequences. Genome Research, 19(8), 1338-1349. doi: 10.1101/gr.094953.109

Bertol, M. A.,Weiss, R. R., Soccol, T. V., Kozicki, E. L., Fujita, S. A., Abreu, A. R., & Green, T. K. (2013). Viability of bull spermatozoa epididymis stored at 18–20 °C collected from the epididymis stored at 18–20 °C. Brazilian Archives of Biology and Technology, 56(5), 777-783. doi: 10.1590/S1516-89132013000500008

Borg, C. L., Wolski, K. M., Gibbs, G. M., & O’Bryan, M. K. (2009). Phenotyping male infertility in the mouse: how to get the most out of a “non-performer. ”Human Reproduction Update, 16(2), 205-224. doi: 10.1093/humupd/dmp032

Claudia, V., De Queljoe, E., & Tendean, L. (2013). Perbedaan kualitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L) yang diberikan vitamin C setelah pemaparan asap rokok. Jurnal E-Biomedik, 1(1), 629-634. doi: 10.35790/ebm.1.1.2013.4610

Cruz, C. P. P., Vera, D. N. M., Lapie, L. P., Catalma, M. N. A., & Bunal, R. V. (2017). Bioaccumulation and health risks assessment of lead (Pb) in freshwater asian (Pb) in freshwater asian clams (Corbicula fluminea, Muller ). Pollution Research, 36(2), 366-372.

Daluningrum, I. P. W. (2009). Penapisan awal komponen bioaktif dari kerang darah (Anadara granosa) sebagai senyawa antibakteri (Skripsi). Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

Dong, F. (2010). The nutritional value of shellfish. Washington: A Washington Sea Grant publication.

Ferial, E. W., & Suryani, A. E. S. (2011). Kajian klinik pemberian gizi kerang darah Anadara granosa L. terhadap kualitas spermatozoid manusia. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 6(2), 120-126.

Ferial, E. W., & Muchlis, A. (2013). Kajian pemeriksaan makroskopik spermatozoa manusia macroscopic examination of human spermatozoa through nutrition of blood cockle’s (Anadara granosa L.). Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan, 2(1), 1-13.

Hanizar, E. (2004). Delesi region AZF (azoospermic factor) dalam kromosom Y pria infertil berdasarkan etnis di Indonesia (Disertasi). Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.

Hasbi, H., & Gustina, S. (2018). Regulasi androgen dalam spermatogenesis untuk meningkatkan fertilitas ternak jantan. Wartazoa: Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 28(1), 13-22.

Hasyimi, R., Agustono., & Paramitha, W. (2018). Kandungan kolesterol pada kerang darah (Anadara granosa) dari hasil tangkap di Kenjeran Surabaya, Sedati Sidoarjo, dan Bancaran Bangkalan. Journal of Marine and Coastal Science, 7(1), 12-20.

Haviz, M. (2013). Dua sistem tubuh: reproduksi dan endokrin. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 5(2), 153-168.

Hidayat, T. (2011). Profil asam amino kerang bulu (Anadara antiquata) (Skripsi). Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

Hochschild, F.Z, E. (2009). The international committee for monitoring assisted reproductive technology (ICMART) and the World Health Organization (WHO) revised glossary on ART terminology. Human Reproduction, 24(11), 2686-2687. doi: 10.1093/humrep/dep343

Hopps, C. V., Mielnik, A., Goldstein, M., Palermo, G. D., Rosenwaks, Z., & Schlegel, P. N. (2003). Detection of sperm in men with Y chromosome microdeletions of the AZFa, AZFb, and AZFc regions. Human Reproduction, 18(8), 1660-1665. doi: 10.1093/humrep/deg348

Hosomi, R., Yoshida, M., & Fukunaga, K. (2012). Seafood consumption and components for health. Global Journal of Health Science, 4(3), 72-86. doi: 10.5539/gjhs.v4n3p72

Ifemeje, J., Udedi, S., Lukong, C., Nwaka, A., Egbuna, C., Okechukwu, A., & Onwudiwe, F. (2015). Influence of heat processing on nutrient composition and energy values of selected cereals consumed in Nigeria. International Journal of Biochemistry Research & Review, 7(1), 20-26. doi: 10.9734/ijbcrr/2015/12859

Joyce, K., Emikpe, B. O., Asare, D. A., Asenso, T. N., Yeboah, R., Jarikre, T. A., & Jagun, J. A. (2016). Effects of different cooking methods on heavy metals level in fresh and smoked game meat. Journal of Food Processing & Technology, 7(9), 9-11. doi: 10.4172/2157-7110.1000617

Kerns, K., Zigo, M., & Sutovsky, P. (2018). Zinc: a necessary ion for mammalian sperm fertilization competency. International Journal of Molecular Sciences, 19(12). doi: 10.3390/ijms19124097

Laili, N. (2017). Penurunan motilitas spermatozoa tikus putih (Rattus norvegicus) jantan akibat pemberian infusa buah Adas (Foeniculum vulgare Mill). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 17(2), 536-540.

Melisa, R., Basyuni, M., & Budiyulianto, E. (2010). Analisis kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) pada air, sedimen dan kerang bulu (Anadara antiquata) di perairan pesisir Belawan provinsi Sumatera Utara (Tesis master). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Indonesia.

Nirmalasari, R. (2017). Pengaruh pemberian nutrisi kerang darah Anadara granosa L. terhadap tingkat kepadatan spermatozoa mencit Mus musculus L. BIOMA: Jurnal Biologi Makassar, 2(1), 9-14. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004

Nurnadia, A. A., Azrina, A., Amin, I., Yunus, Y. A. S., & Effendi, M. I. H. (2013). Mineral contents of selected marine fish and shellfish from the west coast of Peninsular Malaysia. International Food Research Journal, 20(1), 431-437.

Ohta, T., Miyake, H., Miura, C., Kamei, H., Aida, K., & Miura, T. (2007). Follicle-stimulating hormone induces spermatogenesis mediated by androgen production in Japanese Eel, Anguilla japonica L. Biology of Reproduction, 77(6), 970-977. doi: 10.1095/biolreprod.107.062299

Panggabean, P. T., Soeng, S., & Ivone, J. (2008). Efek pajanan timbal terhadap infertilitas pria. Jurnal Kedokteran Maranatha, 8(1), 87-93.

Ramaswamy, S., & Weinbauer, G. F. (2014). Endocrine control of spermatogenesis: role of FSH and LH/ Testosterone. Spermatogenesis, 4(2), e996025. doi: 10.1080/21565562.2014.996025

Saki, G., Rahim, F., & Dahaz, S. (2010). Effect of supplementation of zinc on count, motility and in vitro fertilization capacity of spermatozoa of magnetic field exposed rats. Journal of Biological Sciences, 10(2), 174-177.

Smith, L. B., & Walker, W. H. (2014). The regulation of spermatogenesis by androgens. Seminars in Cell and Developmental Biology, 30, 2-13. doi: 10.1016/j.semcdb.2014.02.012

Standar Nasional Indonesia. (2009). Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. Jakarta: Badan Standarisasi Indonesia.

Styne, D. M. (2003). The regulation of pubertal growth. Hormone Research, 60(1), 22-26. doi: 10.1159/000071222

Tjipto, B. W. (2010). Kajian infertil pria di laboratorium infertil - Andrologi PUSLITBANG sistem dan kebijakan kesehatan Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(2), 181-188.

World Health Organization. (2010). Laboratory manual for examination and processing of human semen 5th Edition. Switzerland: WHO Press.




DOI: https://doi.org/10.15408/kauniyah.v12i2.11794 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


This work is licensed under a CC-BY- SA.

Indexed By:

/public/site/images/rachma/logo_moraref_75 /public/site/images/rachma/logo_google_scholar_75_01 /public/site/images/rachma/logo_isjd_120 /public/site/images/rachma/logo_garuda_75 /public/site/images/rachma/logo_crossref_120/public/site/images/rachma/logo_base_2_120 /public/site/images/rachma/neliti-blue_75   /public/site/images/rachma/dimensions-logo_120