Kedudukan Musyawarah dan Demokrasi di Indonesia

Muhammad Hanafi

Abstract


Abstrak: Kedudukan Musyawarah dan Demokrasi di Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan lintasan sejarah perjuangan, memiliki konstruksi kenegaraan satu-satunya di dunia yang bangsa terlahir dahulu, kemudian baru membentuk negara. Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno menegaskan, bahwa Negara Kesatuan ialah Negara Kebangsaan. Tujuan Bangsa Indonesia terlahir, merdeka, dan membentuk negara memiliki satu cita-cita, Kehendak Untuk Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Rakyat Indonesia (Kedaulatan Rakyat Indonesia). Melalui analisis atas realitas kehidupan saat ini, Bangsa Indonesia telah hidup pada kondisi tatanan kehidupan seolah-olah sama dengan Negara Demokrasi, ialah negara dulu terbentuk baru bangsanya dilahirkan kemudian. Sehingga kedaulatan rakyat Indonesia yang berdasarkan prinsip musyawara-mufakat dan perwakilan belum mampu terealisasi. Sementara pelaksanaan demokrasi voting yang memiliki dasar liberalisme terus bergulir, sehingga kehidupan bangsa Indonesia semakin jauh dari cita-cita awal.

DOI: 10.15408/jch.v1i2.2657


Keywords


Negara Kebangsaan, Negara Demokrasi, Musyawarah, Demokrasi Voting

Full Text:

PDF

References


Abbas, Ahmad Sudirman dan Ahmad Sukardja, Demokrasi Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya dan Anglo Media Jakarta.

Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir, Juz 2, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

Al-Qaradhawi, Yusuf. Fatwa – Fatwa Kontemporer, Jilid 2, Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani, 2009.

Al-Jabiri, M. Abid. Syuro Tradisi Partikularitas Universalitas, Yogyakarta: LKIS, 2013.

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 4, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

Al-Anshori, Abdul Hamid Ismail. al-Syura wa Asaruha fi al-Demokratiyah, Kairo: alMathba’ah al-Salafiyyah,1980.

Asshidqie, Jimly. Hukum Tata Negara dan Pilat-Pilar Demokrasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Jihad, Pengadilan dan Mekanisme Mengambil Keputusan, Pemerintahan Dalam Islam), Jilid 8. Kota: Darul Fikri.

Halim, Muhammad. Asas-Asas Negara Hukum Modern dalam Islam, Yogyakarta: LKiS, 2010.

Huntington, Samuael P. Gelombang Demokrasi Ketiga, Jakarta: Grafiti, 2001, Penerjemah: Asril Marjohan.

Moch. Said, Maj. Amanat Penderitaan Rakyat, Jilid I Cet. II. Surabaya: Permata, 1961.

Muhammad Asy – Syawi, Taufiq. Fiqhusy – Syura Wal Istisyarat, Penerjemah Djamaludin, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Schapiro, J. Salwyn. Liberalism: Its Meaning and History, Princeton:New Jersey: D. van Nostrand Company, Inc., 1973.

Suleman, Zulkifli. Demokrasi Untuk Indonesia, Pemikiran Politik Bung Hatta, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010.

Syam, Firdaus. Pemikiran Politik Barat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Syekh Usamah Ar-Rifa’i, Tafsirul Wajiz, Jakarta: Gema Insani, 2008, cet. 1.

Varma, Sp. Teori Politik Modern, Yonahes Kristianto, Jakarta: Rajawali, 1992.

Qardhawi,Yusuf. Fatwa-fatwa Komtemporer 2 (penerjemah As’at Yassin), cet. 1, Jakarta: Gema Insani, 1995.




DOI: https://doi.org/10.15408/jch.v1i2.2657 Abstract - 0 PDF - 0

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Free counters!

View My Stats

Creative Commons License 
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International