Emancipation and Legal Justice; Portrait of Women's Legal Protection In Indonesia
Abstract
Abstract.
International human rights declarations urge the development of feminism in the world. Feminism whose essence is fighting for women's rights has so far been neglected by the community, so that a new spirit is sought so that women can again feel. This study aims to review unfairness actions that have been scattered in society between men and women. Justice is expressed in daily life in order to eradicate acts of gender discrimination. Indonesia as a legal state that always obeys the law and upholds the principles of justice and certainty is a reflection of an existing feminist movement. The role of women must be considered important by the progress of a nation, however in Indonesia there are still many issues of gender equality that occur, such as the absence of women's own beliefs in matters of occupying good power. The problem of sexual crimes that have been wiping out in all public relations has led to increasingly ineffective emancipation of women in Indonesia. This emancipation is a form or manifestation of the feminist movement that can benefit both men and women. The feminism movement can encourage relations in a harmonious society to maintain a stable condition.
Keywords: Emancipation, Trust, Justice, Women, Crime
Abstrak.
Deklarasi HAM internasional mendesak perkembangan feminisme di dunia. Feminisme yang hakikatnya memperjuangkan hak-hak perempuan sejauh ini telah diabaikan oleh masyarakat, sehingga semangat baru dicari sehingga perempuan dapat kembali merasakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tindakan tidak adil yang telah tersebar di masyarakat antara pria dan wanita. Keadilan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghapus tindakan diskriminasi gender. Indonesia sebagai negara hukum yang selalu mematuhi hukum dan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kepastian adalah cerminan dari gerakan feminis yang ada. Peran perempuan harus dianggap penting oleh kemajuan suatu bangsa, namun di Indonesia masih banyak masalah kesetaraan gender yang terjadi, seperti tidak adanya keyakinan perempuan sendiri dalam hal menduduki kekuasaan yang baik. Masalah kejahatan seksual yang telah memusnahkan di semua hubungan masyarakat telah menyebabkan emansipasi perempuan yang semakin tidak efektif di Indonesia. Emansipasi ini adalah bentuk atau manifestasi dari gerakan feminis yang dapat bermanfaat baik bagi pria maupun wanita. Gerakan feminisme dapat mendorong hubungan dalam masyarakat yang harmonis untuk mempertahankan kondisi yang stabil.
Kata Kunci: Emansipasi, Kepercayaan, Keadilan, Perempuan, Kejahatan
Аннотация.
Международные декларации прав человека призывают к развитию феминизма в мире. Феминизм, суть которого заключается в борьбе за права женщин, до сих пор игнорировался сообществом, так что ищется новый дух, чтобы женщины снова могли чувствовать. Это исследование направлено на рассмотрение действий несправедливости, которые были разбросаны в обществе между мужчинами и женщинами. Справедливость выражается в повседневной жизни с целью искоренения актов гендерной дискриминации. Индонезия как правовое государство, которое всегда подчиняется закону и придерживается принципов справедливости и определенности, является отражением существующего феминистского движения. Роль женщин должна рассматриваться как важная для прогресса нации, однако в Индонезии по-прежнему существует много проблем гендерного равенства, таких как отсутствие собственных убеждений женщин в вопросах занятия хорошей властью. Проблема сексуальных преступлений, которая исчезла во всех общественных отношениях, привела к все более неэффективной эмансипации женщин в Индонезии. Эта эмансипация является формой или проявлением феминистского движения, которое может принести пользу как мужчинам, так и женщинам. Движение феминизма может поощрять отношения в гармоничном обществе для поддержания стабильного состояния.
Ключевые слова: эмансипация, доверие, справедливость, женщины, преступность
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Books:
Aji, A.M. Urgensi Maslahat Mursalah Dalam Dialektika Pemikiran Hukum Islam, Bogor: Pustaka Pena Ilahi, 2012.
Aji, A.M.; Yunus, N.R. Basic Theory of Law and Justice, Jakarta: Jurisprudence Institute, 2018.
Azizah, N. Nilai Keadilan Terhadap jaminan Kompensasi Bagi Korban Kejahatan (Sebuah Kajian Filosofis – Normatif), Makasar: Pustaka Pena Press, 2016.
Dahlan. Problematika Keadilan Dalam Penerapan Pidana Terhadap Penyalahgunaan Narkotika, Sleman: Deepublish, 2017.
Maggalatung, A.S.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. How The Law Works, Jakarta: Jurisprudence Institute, 2014.
Santoso, A. Hukum, Moral, dan Keadilan: Sebuah Filsafat Hukum, Jakarta: Kencana, 2012.
Swantoro, H. Harmonisasi Keadilan dan Kepastian Dalam Peninjauan Kembali, Depok: Prenada Media Grub, 2017.
Vandestra, M. “Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda,” Aceh: Dragon Promedia.
E-Journals:
Adhanta, V. “Kata dan Makna.” Jurnal Perempuan: Merayakan Keberagaman. Nomor 54/2007, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2007.
Aji, A.M. "Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Positif Indonesia," Salam; Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, Vol. 4 No. 1 (2017).
Aripurnami, S. “Gerakan Perempuan Bagian Gerakan Demokrasi di Indonesia,” Jurnal Arifmasi, Vol. 2, Nomor 2 (2013).
Arjani, N.L. “Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan Tantangan Global,” Jurnal Ekonomi dan Sosial, Vol. 2, Nomor 4 (2012).
Bell; & O’Rourke, “Does Feminism Need a Theory of Transitional Justice? An Introductory Essay,” The International Journal of Transitional Justice, Vol. 1, Nomor 10 (2007).
Brod, E.G. “Premarital Agreements and Gender Justice,” Jurnal of Law, Vol. 6, Nomor 2 (1993).
Davys, K. Intersectionality as buzzword A sociology of science perspective on what makes a feminist theory successful, Feminist Theory, Vol. 9, Nomor 1 (2009).
Dewi, M.A. “Media Masa dan Penyebaran Isu Perempuan,” Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 7, Nomor 3 (2009).
Erniati, “Kekerasan dalam Rumah Tangga,” Jurnal Musawa, Vol. 7, Nomor 2 (2015).
Fadli, A. “Tinjauan Kepemimpinan Perempuan Dalam Politik Perspektif Feminisme.” Jurnal Islam dan Demokrasi, Vol. 1, Nomor 4 (2004).
Fraser, N. “Feminist Politics in the Age of Recognition: A Two-Dimensional Approach to Gender,” Justice Studies in Social Justice, Vol 1, Nomor 1 (2007).
Harjo; Novita. “Hubungan Dukungan Sosial Dengan Psychological Well-Being Pada Remaja Korban Sexual Abuse,” Jurnal Analitika, Vol. 7, Nomor 1 (2017).
Helmi, M.I. “Pengadilan Khusus KDRT: Implementasi Gagasan Sistem Peradilan Pidana Terpadu Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan SPPT-PKKTP,” Jurnal Cita Hukum, Vol. 2, No. 2 (2014).
Hertinjung, L.; Ulum, “Romantisme Wanita Korban Kekerasan Seksual Pada Masa Kanak-Kanak,” Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Vol. 12, Nomor 2 (2010).
Hielmy, I.; Yunus, N.R. “The Rebellion Indication Towards Sovereign Government In Acts of Terrorism in Indonesia In Transcendental Dimension,” Jurnal Cita Hukum, Vol. 6, No. 2 (2018).
Justicia, R. “Program Underwear Rules Untuk Mencegah Kekerasan Seksual Anak Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 9, Nomor 2 (2016).
Silaban, A. “Implementasi Politik Perempuan di Kota Makasar,” Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Vol. 1, Nomor 1 (2015).
Tursilani, T. “Dampak Kekerasan Seksual Di Ranah Domestik Terhadap Keberlangsungan Hidup Anak,” Jurnal Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol. 41, Nomor 1 (2017).
Watts, Z. “Violence Against Women: Global Scope and Magnitude,” The Lancet, Vol 359, Nomor 6 (2002).
Wedaningtyas, P.A. “Tuah Keto Dadi Nak Luh Bali: Memahami Resiliensi pada Perempuan yang Mengalami KDRT dan Tinggal di Desa,” Jurnal Psikologi, Vol. 4 Nomor 1 (2017).
Wright, M.W. “Geography and gender: Feminism and a feeling of justice. Progress in Human Geography,” Vol. 2 Nomor 34 (2010).
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
DOI: https://doi.org/10.15408/jch.v7i1.10261 Abstract - 0 PDF - 0
Refbacks
- There are currently no refbacks.