Dinamika Kultural Tabot Bengkulu

Rizqi Handayani

Abstract


Abstrak

Tabut Bengkulu adalah sebuah upacara keagamaan yang diadaptasi menjadi festival etnis kultural. Upacara in berasal dari tradisi sekte syiah yang berupaya mengenang kematian Husen di Padang Karbala, pada tahun 680. Upacara Tabot ini kemudian diklaim oleh orang Bengkulu sebagai warisan budaya. Dalam kasus ini, unsur keagamaan dalam upacara tersebut telah berkurang, sementara unsur etnis budayanya menjadi semakin kuat. Tradisi Tabot ini dibawah dari Irak ke selatan Asis oleh orang India pada tahun 136-1405. Kemudian, tradisi ini dibawa dari India ke Bengkulu oleh para muslim India yang bekerja di perusahaan Inggris India Selatan yang sedang mengerjakan proyek Fort Malborough pada tahun 1336. Jadi, para pekerja itu ada orang pertama yang menggelar festival Tabor tersebut di Bengkulu. Sejalan dengan perjalan waktu, bukang hanya orang Syiah India saja yang merayakan festival tersebut, tetapi juga orang Bengkulu sendiri. Saat para pekerja merayakan festival tersebut sebagai upacaa keagamaan, orang Bengkulu merayakannya sebagai upacara etnis kultural.

---

Abstract

Bengkulu’s Tabot is a religious-based ceremony, being adapted into an ethno-cultural festival.  Coming from Shi’i tradition of memorizing the moment of the Husain’s death in Karbala in 680. Tabot has changed to people festival which claimed by Bengkulu people as their cultural heritage. In this case, the religious element of Tabot has been reduced, while that ethno-cultural element exaggerated.  This tradition of Tabot was brought from Iraq to South Asia by Indian people in 1336-1405. Then, this tradition was brought from India to Bengkulu by Indian Muslims who were the workers of the English East India Company in building Fort Malborough in 1336. So, the workers were the first people who performed Tabot festival in Bengkulu. As time goes on, not only those Indian Shi’i-Muslim workers celebrated the ceremony of Tabot, but also other people of Bengkulu. While those workers and their early descendants celebrated that ceremony of Tabot because of their religious orientations, the other carried out that ceremony because of ethno-cultural orientation.

Keywords


Tabot festival; Sh’I tradition; Bengkulu

References


Daftar Pustaka

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996.

Anwar, Khairil, dkk., dalam Sejarah Kerajaan Jambi; Melacak Pengaruh Islam dalam Masyarakat Jambi, Naskah Klasik Keagamaan; Edisi Bahasa Melayu, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009.

Dahri, Harapandi, Titik Temu Sunny dan Syi’i; Kajian Tradisi Tabot Bengkulu, Jakarta: Penamadani, 2008.

Enayat, Hamid, “Martyrdom,” dalam Seyyed Hossein Nasr, Hamid Dabashi, and Seyyed Vali Reza Nasr (eds.), Expectation of the Millenium: Shi`ism in History, Albany: State University of New York, 1989.

Fauzi, Ihsan Ali, Tiap Hari Asyura, Tiap Bulan Muharam: “Paradigma Karbala” sebagai Sumber Protes Kaum Syiah, (Makalah untuk Peringatan Asyura ICAS-Paramadina, tidak diterbitkan).

Feener, R. Michael, "Tabot: Muharam Observances in the History of Bengkulu," dalam Jurnal Studia Islamika Volume 6, Number 2, Jakarta: PPIM, 1999.

Fischer, Michael, Iran: From Religious Dispute to Revolution, Cambridge and London: Harvard University Press, 1980.

Geertz, Clifford, The Interpretation of Culture, New York: Basic Books, 1973.

Hamidy, Badrul Munir (Ed.), dkk., Upacara Tradisional Daerah Bengkulu; Upacara Tabot di Kotamadya Bengkulu, (Bagian Proyek Inventarisasi dan Perkembangan Nilai-Nilai Budaya Daerah Bengkulu, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991/1992.

Iqbal, Muhammad Za’far, Kafilah Budaya, Pengaruh Persia Terhadap Kebudayaan Indonesia, Jakarta: Citra, 2006.

Leirissa, R.Z., Metodologi Sejarah, diktat kuliah (tidak diterbitkan) (2002).

Lombard, Denys, Nusa Jawa: Silang Budaya (Bagian II: Jaringan Asia), terj. Winarsih Partaningrat dkk, Jakarta: Gramedia, 2005.

Marsden, William, Sejarah Sumatra, Depok: Komunitas Bambu, 2008.

Muljana, Slamet, Runtuhnya Kerjaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, Yogyakarta: LKiS, 2006.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/bat.v19i2.3718

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2013 Rizqi Handayani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.