The Interrelation between Islamic Law and Regional Regulations in Jember (Examining the Maqāṣid al-Sharī‘at-based Reasoning in Istinbāṭ al-Ahkām)

Muhaimin Muhaimin

Abstract

This study reviews the dichotomous concept of secular and shari’a laws. Such concept has led to new discourses: first, shari’a can influence national (modern) law without mentioning the Islamic framework in the formulation process. Second, the shari’a can stand on its own for particular religious groups who believe in its truth and place it in a higher position than the secular law. Third, the substance of shari’a and modern laws is integrable. This study uses an anthropological-sociological approach with Maqāṣid al-Sharī‘at framework. As a result, the study shows both national and regional legal products, on the one hand, are considered as the shari’a law as long as they are beneficial to and protect all people. On the other hand, the shari’a, which substantially reflects equality and fairness, can be claimed as modern law.

 

 

 

 

 

Abstrak

Studi ini mengkaji konsep dikotomis hukum sekuler dan shari’a. Konsep tersebut melahirkan wacana-wacana baru: pertama, shari’a dapat mempengaruhi hukum nasional (modern) tanpa menyebutkan kerangka Islam dalam proses perumusannya. Kedua, shari’a dapat berdiri sendiri bagi kelompok agama tertentu yang meyakini kebenarannya dan menempatkannya pada posisi yang lebih tinggi dari hukum sekuler. Ketiga, substansi shari’a dan hukum modern terintegrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis-sosiologis dengan kerangka Maqāṣid al-Sharī‘at. Studi ini menyimpulkan bahwa produk hukum nasional dan daerah di satu sisi dianggap sebagai hukum shari’a selama bermanfaat dan melindungi semua orang. Di sisi lain, shari’a yang secara substansial mencerminkan kesetaraan dan keadilan dapat diklaim sebagai hukum modern.

 

 


Keywords


Istinbāṭ; Reasoning; Maqāṣid al-Sharī‘at; Regional Legal Products

References

Ahmad al-Raisūnī, Ahmad. ( 1999). al-Fikr al-Maqāṣidi, Maroko: Dar al-Baida.

Akram Kassab, “Al Siyāsat al Syar’iyyat, Mabadi’ wa Mafahim, Dhawabith wa Mashadir”, Makalah Jurnal Online International Union for Muslem Scholars (IUMS) dari website http://iumsonline.org/ar/2/b9/ diakses pada tanggal 18 Desember 2018.

Ali, Anas al-Shaikh “Foreword’ dalam Jasser Audah. (2007). Maqāṣid al-sharī’ ah as Philosophy of Islamic Law; A system Approach, London and Washington; The IIIT.

Ali, Faried (1996). Hukum Tata Pemerintahan dan Proses Legislatif Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Al-Qaraḍāwī. Yusuf.. (1990). Madkhal li Dirāsat al-Sharī‘at al-Islamiyyat, Kairo: Maktabat Wahbah.

Assiddiqie, Jimmly. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Penerbit Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Auda, Jasser. (2017). Membumikan Maqāṣidal-Shari’ah, terj, Rosidin, Bandung: Mizan.

Azizy, Qodri. (2004). Hukum Nasional Elektisisme Hukum Islam dan Hukum Islam, Jakarta: Mizan.

Halim, Abdul. (2008). Politik Hukum Islam di Indonesia; Kajian Posisi Hukum Islam dalam Politik Hukum Pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi, Jakarta: Balitbang Depag RI.

Harisudin, M.N. (2018). Fikih Nusantara: Metodologi dan Kontribusinya pada Penguatan NKRI dan Pembangunan Sistem Hukum di Indonesia, Jember: Pidato Pengukuhan Guru Besar.

Ihsan, Ali Fauzi dan Saiful Mujani. (2009). Gerakan Kebebasan Sipil; Studi dan Advokasi Kritis atas Perda Syari’ah, Jakarta: Nalar.

Martin Van Bruinessen (ed.) (2013). Contemporary Developments in Indonesia; Explaining the ‘Conservative Turn”, Singapore: ISEAS.

Muhaimin & Abdul Wahab. (2017). “Partisipasi Kaum Santri dalam Pembuatan Kebijakan Publik di Kabupaten Jember”. Penelitian Unggulan Dosen IAIN Jember.

Muhajir, Afifuddin. (2017). Fiqh Tata Negara; Upaya Mendialogkan Sistem Ketatanegaraan Islam, Jogjakarta: Ircisod.

Muhtadha, Dani Perda Syari’ah di Indonesia; Penyebaran Problem dan Tantangannya, Makalah Dies Natalies Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, 2014.

Muniron & Muhaimin. (2016). “Rekonstruksi Fiqh Difabel dan Implementasinya terhadap Pelayanan Publik di Kabupaten Jember”. Penelitian Kolektif Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS). .

Noer, Daliar. (1999). Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Permata, Ahmad Norma, Perda Syari’ah Islam, Rekayasa Institusional, dan Masa Depan Demokrasi (Makalah di academia.edu.) diakses pada 23 Maret 2018.

R. Michel Feener & Mark E Cammack (ed.). (2007). Islamic Law in Contemporary Indonesia; Ideas and Institution, Massachusetts: Cambridge.

Rahman, Zaini. (2017). Fiqh Nusantara dan Sistem Hukum Nasional, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Riyanto, Waryani Fajar. (2012). Maqashid al-Shari’ah Sebagai Sistem Filsafat Hukum Islam (Studi Keluarga), Yogyakarta: Integrasi-Interkoneksi Press.

Riyanto, Waryani Fajar. 2012). Maqashid al Shari’ah sebagai Filsafat Hukum Islam, Jogjakarta: UIN Press.

Saleh, Abdul Mun’im. (2009). Hukum Manusia sebagai Hukum Tuhan: Berfikir Induktif Menemukan Hakikat Hukum Model al-Qawa’id al-Fiqhiyyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suaedy, Ahmad, (e.d.) (2015). Laporan Tahunan Kerukunan Umat Beragama Tahun 2014-2015, Jakarta: The Wahid Institute.

Taufikurrahman, (2014). Kebijakan Publik, Jakarta: FISIP Univ. Mostopo.

Wahid, WG Abdul, dkk (ed). (2015). Fikih Kebhinnekaan, Bandung: Mizan.


Full Text: PDF

DOI: 10.15408/ajis.v20i2.18330

Refbacks

  • There are currently no refbacks.